Serahkan Jamu Immune Booster untuk Tenaga Kesehatan
Berbagai aktivitas serta kontribusi terus dilakukan Universitas Mulawarman (UNMUL) untuk memutus mata rantai penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19) dari sisi akademis di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan Indonesia. Terbaru, universitas terbesar di Katim ini, bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia bersama United Nation Development Programme (UNDP) melaksanakan serah terima Jamu Immune Booster produksi para akademisi UNMUL dengan bahan baku yang berasal dari Desa Penyelamat Areal Berhutan di APL Kabupaten Kutai Timur.
Selain itu, bertempat di Kantor KLHK, Jakarta dan Laboratorium Fahutan UNMUL, Kampus Gunung Kelua, Kota Samarinda, yang terhubung secara Daring melalui fasilitas Zoom Meeting, Senin, (08/06), dilakukan pula serah terima 1000 masker dari Sekditjen PKTL selaku National Project Director KalFor Project kepada Dirjen PKTL KLHK.
Acara ini dipimpin langsung oleh Direktur Jenderal PKTL KLHK, Prof Dr. Ir. Sigit Hardwinarto, M.Agr didampingi Kepala Dinas Kehutanan Kaltim Drs. H. Amrullah, M.M dan Kepala Bappeda Kabupaten Kutai Timur. Serah terima Jamu Immune Booster dilakukan oleh Dekan Fahutan UNMUL, Prof. Dr. Rudianto Amirta., MP didampingi perwakilan BIO PERKASA kepada Tenaga Kesehatan di Samarinda.
Dirinya juga menyampaikan bahwa, bahan baku berupa tumbuhan obat hutan dan pekarangan dipasok oleh masyarakat di tiga desa yang telah melindungi areal berhutannya, yaitu Desa Saka dan Desa Sempayau di Kecamatan Sangkulirang, serta Desa Batu Lepoq, Kecamatan Karangan, Kabupaten Kutai Timur.
“Bahan tersebut kemudian diolah menjadi Immune Booster oleh perusahaan BIO PERKASA bekerjasama dengan Fahutan UNMUL, Satgas COVID-19 UNMUL dan IDI Kaltim. Immune Booster selanjutnya di distribusikan secara gratis untuk para tenaga kesehatan dan pihak-pihak yang membutuhkan. Lebih dari 200 botol Immune Booster akan didistribusikan,” jelas Dekan Fahutan.
Dirjen PKTL KLHK menyampaikan, bahwa potensi sumber daya alam dan hutan yang ada di desa-desa yang berdampingan dengan areal berhutan di APL tersebut diketahui berpotensi untuk dikembangkan sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. “Salah satu potensi hasil hutan bukan kayu yang dapat dikembangkan adalah berbagai tumbuhan yang ada dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat atau penunjang kesehatan,” tuturnya.
Pada sisi lainnya, Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis kesehatan sebagai akibat dari menyebarnya COVID 19. Berbagai upaya dilakukan oleh banyak pihak baik di tingkat global, nasional maupun daerah untuk bersama-sama melawan penyebaran virus berbahaya ini. Berdasarkan literatur sebutnya, bahwa mempertahankan imunitas tubuh menjadi penting dalam menghadapi virus ini, karena secara khusus saat ini obat untuk virus ini belum ditemukan.
“Peningkatan imunitas tubuh ini diketahui salah satunya bisa didapatkan dengan mengkonsumsi berbagai jenis ramuan yang berasal dari tumbuhan. Kajian untuk ini telah banyak dilakukan, termasuk pula oleh para peneliti di daerah-daerah,” jelasnya.
Dalam satu rangkaian aktivitas ini, juga diproduksi 100 Pocket Book (Buku Saku) yang berisi panduan sederhana budidaya tanaman-tanaman bermanfaat di desa sekitar hutan dan panduan produksi Immune Booster dengan teknologi sederhana yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat di tingkat Desa.
Panduan yang akan didistribusikan ke desa-desa pengelola hutan di APL Kutai Timur tersebut diproyeksikan dapat bermanfaat bagi pengembangan usaha alternatif di tingkat desa. Sedangkan dalam jangka panjang, upaya ini didorong agar menjadi usaha kelompok masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. (fahutan/hms/frn)
Foto: Fakultas Kehutanan
Link Terkait: UNMUL Produksi Minuman Daya Tahan Tubuh
Published Date : 08/06/2020 23:59:00