Undang Guru Besar UGM, Prodi HI Unmul Adakan Kuliah Umum


Tax amnesty merupakan kebijakan yang digunakan untuk menghimpun penerimaan negara dalam waktu cepat. Biasanya, tax amnesty dilakukan karena empat alasan. Yakni maraknya aktivitas underground economy atau penggelapan pajak (tax evasion), pelarian modal ke luar negeri (capital flight), rekayasa transaksi keuangan, serta politik penganggaran untuk menghadapi kontraksi anggaran negara yang akan terjadi.

Dalam hal ini program studi Hubungan Internasional (HI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman (Unmul) mengadakan Kuliah Umum bertemakan “Tax Amnesty dan Implikasinya Terhadap Ekonomi dan Politik Indonesia”, Senin (31/10). Hadir membuka acara Wakil Rektor Bidang Umum, SDM dan Keuangan Unmul berharap acara ini dapat memberikan pencerahan dan menambah pengetahuan para peserta. “Belajar tidak cukup hanya diruang kelas. Tapi perlu menambah dengan belajar diruang terbuka dengan mengikuti kuliah umum ini salah satunya,” ucap Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si.

“Semoga kegiatan ini dapat meningkatkan kinerja, wawasan, pengetahuan dan networking kita. Sehingga visi misi Rektor untuk menjadikan Unmul sebagai world class university sebagai center of excellent dapat dimuali dari prodi HI Unmul,” imbuhnya memberikan apresiasi dalam sambutannya.

Bertindak sebagai pembicara, Prof. Dr. Mohtar Mas’oed ialah Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. Ia menegaskan, dalam capian amnesti pajak Indonesia menjadi negara yang dikatakan cukup berhasil dari negara-negara sebelumnya yang menerapkan kebijakan tersebut.

“Di akhir periode pertama program amnesti pajak, perolehan uang tebusan Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Jumlah tersebut masih akan terus bertambah pada dua periode berikutnya hingga maret 2017 dan semakin menjauhi capaian negara-negara lain sebelumnya,” jelasnya.

“Selain nilainya yang tinggi, pelaksanaan amnesti pajak ini juga menjaring banyak wajib pajak baru,” imbuhnya. Acara yang diikuti ratusan peserta ini diakhiri dengan diskusi aktif antara para peserta dan narasumber. (hms/rob)

Published Date : 31/10/2016 00:00:00