Seperti diketahui, tiga perguruan tinggi yang membidangi pembangunan perkeretaapian di Rusia serta beberapa Negara itu, direncanakan siap menerima 50 mahasiswa asal Kalimantan Timur (Kaltim) untuk menempuh studi selama liam tahun ke depan.
Rombongan disambut langsung oleh Rektor Unmul, Prof. Dr. H. Zamruddin Hasid, SE., SU, didampingi Direktur Internasional Office Unmul, Prof. Dr. Wawan Kustiawan,. M.Agr, Sc, Dekan Fakultas Teknik Unmul, Dr. Ir. H. Dharma Widada., MT, serta Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri, Biro Administrasi Perencanaan Kerjasama dan Sistem Informasi (BAPKSI) Unmul, Afra Tustini Ekawati, S.Pd., M.Si. Rabu, (11/06).
Rektor mengatakan, dari segi ekonomi secara matematis angkutan kereta memang merupakan angkutan masal yang dirasa akan lebih ekonomis dibandingkan angkutan lainnya. Dalam kesempatan yang sama, Rektor juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim yang telah berinisiatif untuk terlebih dahulu menyiapkan tenaga sumber daya manusia (SDM) terampil sebelum membangun secara fisik proyek rel kereta api yang diwacanakan akan dimulai pada tahun 2016 itu.
“Sebelum membangun rel kereta api memang harus terlebih dahulu disiapkan SDMnya. Unmul siap menyiapkan SDM tersebut,” katanya. Diketahui, 50 mahasiswa asal Kaltim yang akan dikirimkan tersebut merupakan mahasiswa penerima beasiswa penuh dari program beasiswa Kaltim Cemerlang tahun anggaran 2014
Pertemuan yang digelar di Ruang Micro Meeting, Rektorat Unmul itu, Rektor juga sempat menanyakan kendala yang bisa saja dihadapi ketika membangun rel kereta. Mengingat kondisi letak gegrafis di Kalimantan yang tidak sama dengan Negara Rusia maupun di berbagai Negara lainnya.
Menanggapi hal itu, Vice Rector Moscow State University, Vladimir Galazkov, menyatakan, dari berbagai pengalaman yang ada. Universitas perkeretaapian terbesar di Rusia itu sudah menyiapkan teknologi untuk mengatasi permasalahan geografis tersebut.
“Kami telah memiliki beberapa pengalaman di Negara-negara yang memiliki kondisi geogafis mirip dengan Indonesia, kami telah menyiapkan teknologi tertentu,” katanya menggunakan bahasa Rusia yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Saat memberikan paparan di slide presentasi, universitas perkeretaapian terbesar di Rusia itu telah menghasilkan ratusan lulusan tenaga ahli handal pada bidang perkeretaapian di berbagai dunia.
Sekedar diketahui, adapun rel kereta api yang akan dibangun, sementara akan digunakan untuk pengangkutan hasil sumber daya alam di Kaltim. Ketua Badan Pengelola Kawasan Maloy, Yadi Sabian Noor, yang turut hadir dalam pertemuan ini mengatakan, saat ini progres pembangunan rel kereta api sedang dalam tahap sosialisasi. PT Kereta Api Borneo sebutnya, tengah mengkaji dan melakukan pendataan untuk pembangunan rel kereta api tersebut.
Dari pertemuan ini Unmul melaui Direktorat International Office akan intens melakukan komunikasi dengan berbagai pihak terkait untuk membicarakan kemungkinan kerjasama sesuai bidang-bidang yang disepakati melalui sebuah Memorandum of Understanding (MoU). (hms/frn)
Published Date : 11/06/2014 15:48:57