The ESIC 5th FKIP UNMUL Angkat Tema Penguatan Pendidikan


Konferensi internasional ilmu pendidikan berkaitan dengan studi multidisiplin yang dikhususkan untuk teori dan praktik pendidikan, terutama pada pengajaran serta pembelajaran terlaksana pada kegiatan The Educational Sciences International Conference (ESIC) ke 5 tahun 2022 dengan tema “Strengthening Education to Build a Stronger Civilization”.

Dikemas dalam bentuk seminar yang digelar oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Mulawarman (UNMUL) tersebut, acara ini terselenggara di Ruang Lecture Theater, Gedung Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si, Jalan Sambaliung, Kampus Gunung Kelua, Kota Samarinda, Selasa, (15/11), hingga Rabu, (16/11).

Muktamar ini memiliki tujuan umum untuk menyediakan platform dan memantik diskusi tentang isu-isu seputar pendidikan secara umum, pengembangan profesional guru, teknologi dalam pendidikan, media pengajaran, pengajaran bahasa dan sastra, gender dalam pendidikan serta pendidikan tinggi, juga bidang terkait manajemen pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Dwi Nugroho Hidayanto, M.Pd sebagai Ketua Panitia.

The 5th ESIC dalam laporannya disampaikan, diikuti ratusan akademisi yang tehubung secara daring atau online melalui aplikasi video conference dan disiarkan pula secara Live Streaming melalui channel Youtube UNMUL TV.

“Semoga konferensi ini berjalan lancar sampai akhir, dan menghasilkan pemikiran brilian untuk perbaikan dan penguatan pendidikan. Seperti yang kita ketahui, ESIC merupakan pertemuan ilmiah tahunan dalam rangka menggali pemikiran-pemikiran brilian dalam bidang pendidikan yang terbaru dan kontekstual dari studi teoritis dan empiris,” sampainya.

Berdasarkan tema yang diangkat jelasnya, diharapkan muncul kesadaran para pendidik dan akademisi tentang penguatan berkelanjutan dalam pendidikan untuk membangun peradaban baru yang lebih kuat.

Di pertemuan akademik ini, berpartisipasi sebagai invited speaker dari dalam negeri, dua Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yakni, Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan dan Prof. Dr. H. Rusli Lutan bertindak menjadi pembicara. Terdapat juga Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd, Guru Besar dari Universitas Negeri Surabaya.

Sedangkan pembicara luar negeri di Konferensi ini diisi oleh, Associate Professor Dr. Chatree Faikhamta dari Kasetsart University, Thailand dan Prof. Dr. Mohd. Saleh Bin Aman, Ph.D yang berasal dari University of Malaya, Malaysia. Sementara di hari kedua terdapat lagi dua orang invited speaker dari UNMUL sendiri yaitu, Dr. Phil. Maria Teodora Ping, M.Sc dan Dr. H. Budi Rahardjo, MS.

Mewakii Rektor UNMUL, Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono mengemukakan, visi jangka panjang Universitas Mulawarman diharapkan dapat dicapai pada tahun 2032 adalah menjadi universitas kelas dunia.

“Dan untuk mencapai itu, universitas berusaha mengoptimalkan pola keilmuan utamanya yang mana adalah hutan hujan tropis dan lingkungannya untuk diadopsi oleh semua fakultas dan unit kerja, termasuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,” sebut Wakil Rektor Bidang Akademik ini.

Dari aspek pendidikan sambungnya, isu utama yang relevan bahkan sebagai tanggung jawab yang harus ditangani adalah pendekatan dan teknologi pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil atau secara geografis maupun fisik tidak dapat diakses, seperti hulu sungai, pulau- pulau kecil, dan daerah perbatasan.

“Perlu diketahui bahwa banyak masyarakat di daerah terpencil yang pada umumnya sangat miskin, berpendidikan rendah, dan masih harus berjuang agar dapat bersaing dengan kegiatan industri skala besar,” ujarnya dalam bahasa Inggris yang dalam kesempatan ini dihadiri pula Dekan FKIP UNMUL, Prof. Dr. Muh. Amir M, M. Kes didampingi Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Sunardi,S.S.,M.Hum.

Disisi lain lanjutnya, FKIP UNMUL juga memiliki tantangan baru untuk mempersiapkan sekaligus memperkuat kapasitas sumber daya manusia di provinsi ini untuk memenuhi tuntutan ratusan ribu sumber daya manusia terdidik dan siap kerja di Indonesia. Berkaitan pula pada aspek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Indonesia yang bernama Nusantara yang saat ini berada di Kalimantan Timur.

“Oleh karena itu, saya sangat berharap konferensi internasional ini tidak hanya atau menghasilkan artikel ilmiah internasional saja, tetapi juga untuk memperkuat jaringan antar pakar dan mendorong semua peserta untuk menemukan strategi cerdas,” harapnya. (hms/frn)

 

Foto: Hartanto

 

 

Published Date : 15/11/2022 15:14:00