Dalam lawatannya ke Kalimantan Timur, kelompok Tenaga Ahli Jerman Tim Transmigration Area Development (TAD) Project mengunjungi Universitas Mulawarman (UNMUL), Selasa, (21/02). Official Visit terlaksana di Rektorat UNMUL bertempat di Ruang Rapat Satu Lantai Tiga Rektorat UNMUL dan dilanjutkan dengan pertemuan di Gedung Bundar Kehutanan (GBK), Fakultas Kehutanan (Fahutan) untuk bertemu dengan para akademisi UNMUL yang merupakan alumni Perguruan Tinggi asal Jerman. Dr. Benhard May sebagai Ketua Tim TAD didampingi Anita Moritz sebagai Tenaga Ahli Manajemen TAD Jerman, Heiko Fähnel sebagai Koordinator TAD, Jakarta, Christiane Kalle, Liaison Officer TAD Jakarta, serta Rainer Tippelt Sander sebagai Tenaga Ahli Pertanian.
Adapula Dr. Rainer Opferkuch, Ulrike Schneiberg, Ernst Zehrfeld yang merupakan Tenaga Ahli Pengembangan Pengorganisasian. Pada bagian Tenaga Ahli Pertanian TAD lainnya juga ada Hedda Küster, Holger Neuweger serta hadir pula Dr. Winfried Wiederhold selaku Tenaga Ahli Kesehatan TAD.
Dr. Benhard May mengemukakan kunjungan ini untuk melihat kembali hasil yang sudah dikerjakan TAD kurang lebih 40 tahun yang lalu. Diketahui, TAD merupakan proyek kerjasama antara Republik Federasi Jerman dengan Pemerintah Republik Indonesia yang disebut kerja sama teknis pada saat itu. Dimulai pada tahun 1977 dan dikelola oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang disebut Transmigration Area Development atau disingkat TAD.
“Perkembangan sangat besar kami lihat dan rasakan ketika kembali ke Provinsi dan Kampus ini. Meski begitu terdapat pula perubahan dari sisi lain misalkan pendidikan. Termasuk peran UNMUL yang telah berdiri tahun 1962 lalu. Fakultas di Kampus ini sudah semakin banyak dan semakin maju,” jelasnya dalam Bahasa Indonesia.
Ia juga mengulas di tahun 1977 tersebut, TAD berkerjasama dengan UNMUL melalui Laboratorium Ilmu Tanah yang berada di Fakultas Kehutanan. Pada lingkungan kerja TAD, laboratorium ini memiliki peran penting dalam bidang soil test atau uji tanah.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Dr. Ir. Nataniel Dengen, S.Si., M.Si mengatakan TAD sejak dulu telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan UNMUL secara khusus dan Kalimantan Timur secara umum.
Di kesempatan itu, pejabat Universitas yang akrab disapa WR 4 itu juga menyampaikan berbagai perkembangan terkini UNMUL yang saat ini telah memiliki 13 Fakultas. “Saat ini mahasiswa UNMUL sejumlah 38 ribu, dengan jumlah dosen dan peneliti sekitar seribu lebih. Dan pegawai diangka dua ribu. Kami sangat menyampaikan terima kasih selama ini TAD telah banyak memberikan transfer knowledge yang sudah terjadi selama 40 tahun,” jelasnya.
Perkembangan sarana dan prasarana kampus saat ini lanjutnya, telah banyak mengalami peningkatan dari sisi pembangunan fisik, oleh karena itu dirinya mengajak rombongan untuk menyempatkan waktu mengunjungi beberapa tempat di Kampus Gunung Kelua sebutan UNMUL ini.
“Ketika Dr. Benhard May beberapa puluh tahun lalu kemari dapat dilihat perkembangannya saat ini. Kami juga memerlukan saran atau masukan dari para rombongan khususnya untuk pengembangan UNMUL ke depan mungkin setelah nanti melihat berbagai wilayah di Kampus ini. Dikarenakan dengan terjadinya perpindahan Ibu Kota Negara di Kaltim, kami perlu pula mendapatkan rekomendasi terkait dari para senior. Karena kami yakin dan percaya ke depan akan terjadi perubahan yang disignifikan baik dari sisi sosial, ekonomi dan politik yang akan terjadi disini,” harapnya.
Dekan Fakultas Kehutanan UNMUL, Prof. Dr. Ir. Rudianto Amirta., MP menuturkan kunjungan Tim TAD ke UNMUL guna melihat hasil kerja terdahulu terkait dengan pengembangan sumber daya manusia serta kesiapan pemerintah daerah dalam menjalankan program transmigrasi.
“Disisi lain khusus di UNMUL, karena saat tahun tersebut ada sebuah program bantuan yang diberikan yakni laboratorium tanah, pada hari ini mereka ingin melihat sejauh mana laboratorium ini dimanfaatkan, kondisinya seperti apa dan seberapa besar perannya dalam program pembangunan saat ini,” katanya saat menerima rombongan TAD di Kampus Fahutan UNMUL.
Guru Besar Fahutan UNMUL itu pun berharap dari kunjungan ini menjadi jembatan para pengelola terkait agar dapat merangkai dan mendapatkan bantuan kembali dari kerja sama teknis Jerman dalam bentuk diantaranya renovasi laboratorium dan penyediaan peralatan.
Hal ini dianggap penting karena menurut hematnya, posisi UNMUL sebagai Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Ibu Kota Negara, seharusnya ke depan mampu menyediakan semua sumber daya akan kebutuhan informasi pemetaan, survey tanah, kesesuaian tanah untuk tujuan penyediaan pangan di IKN sebagai daerah pendukung. Sampai dengan bencana yang berpotensi terjadi dari manajemen tanah dan lahan yang dikelola. (hms/frn)
Foto: Sigit Hadi Suyitno dan Hartanto
Published Date : 21/02/2023 17:23:00