Mengundang para pejabat terkait dilingkungan Fakultas, Sosialisasi Penyelenggaraan Rintisan Kelas Internasional berlangsung di Ruang Rapat Satu Lantai Tiga Rektorat Universitas Mulawarman (UNMUL), Jum’at, (26/04). Melalui UPT Layanan Internasional (LI) UNMUL, kegiatan ini mengundang Manager Kantor Urusan Internasional (GEO), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta sebagai narasumber utama.
“Kami adalah unit pendukung di Fakultas FISIPOL UGM dengan fungsi utama adalah untuk mendukung internasionalisasi Fakultas, dan Universitas pada umumnya,” jelas Agustina Kustulasari, M.A.
Kepala UPT. LI UNMUL, Widi Sunaryo, S.P., M.Si., Ph.D menyatakan, saat ini UNMUL telah mendatangkan mahasiswa asing melalui beberapa kerjasama internasional. Ke depan, UNMUL juga, sebutnya, akan membuka program untuk mahasiswa asing yang ingin belajar Bahasa Indonesia, karena setelah dianalisa banyak mahasiswa–mahasiswa dari berbagai negara khususnya negara di Kawasan Asia Tenggara memiliki antusiasme cukup tinggi. Misalnya dari Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand dan lainnya.
“Tentunya kualitas pembelajarannya harus diperhatikan untuk menarik minat tersebut dan menyelaraskan dengan program–program yang ada. Kita dapat menjalankan program Bahasa Indonesia Berpenutur Asing (BIPA). Mahasiswa asing yang ingin studi di UNMUL untuk belajar Bahasa Indonesia bisa masuk dulu di program BIPA untuk mendapatkan sertifikat atau sejenisnya,” katanya.
Menurutnya, selain membuka program berbahasa asing dapat membuka Program Berbahasa Indonesia. “Ini juga merupakan contoh untuk menarik dan meningkatkan jumlah mahasiswa asing di UNMUL,” harapnya.
Apresiasi diberikan Wakil Rektor Bidang Akademik UNMUL, Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono yang hadir sekaligus membuka sosialisasi ini. UNMUL, ungkapnya, yang memiliki visi menjadi World Class University tentu sangat membutuhkan terbentuknya kelas-kelas yang bertaraf internasional.
“Membangun kelas internasional artinya tidak hanya dari Bahasa Indonesia beralih menggunakan Bahasa Inggris semata, namun harus memperhatikan hal–hal lain seperti standar-standar internasional. Bahkan juga standar kepengurusan mahasiswanya,” katanya. “Pengalaman kami saat ini, kelas internasional sudah dimulai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan saya rasa juga menjadi bagian yang sangat penting,” tambahnya.
Meski begitu, hal yang disorotinya adalah penilaian suatu universitas adalah jumlah mahasiswa asing. Selama ini UNMUL sebutnya, sudah menjalankan program–program tersebut. Namun para pimpinan ingin lebih dari itu bisa berjalan di level S1 maupun S2 dengan menyesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
“Banyak hal tentunya yang dipertimbangkan, dengan demikian dalam sosialisasi ini hal tersebut dapat didiskusikan. Terima kasih atas inisiatif yang dilaksanakan UPT Layanan Internasional,” katanya. (hms/frn)
Published Date : 26/04/2019 23:59:00