Seminar Nasional Penguatan Kompetensi Pendidik Di Era Revolusi Industri 4.0


Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman menggelar Seminar Nasional dengan mengangkat tema “Penguatan Kompetensi Pendidik di Era Revolusi Industri 4.0”. Semnas ini digelar dalam rangka menyambut Dies Natalis UNMUL ke 57 dan dilaksanakan di Ruang Serbaguna lantai 4 Rektorat UNMUL, Sabtu (24/8).

Seminar ini menghadirkan 5 narasumber yakni Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi, kemudian Prof. Dr. H. Muchlas, M.Pd., Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya (UNS), Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Samarinda, Dr. Barlin Hadi Kesuma, M.Ed., Dosen Universitas Negeri Malang, Dr. Triyono, M.Pd., dan Dekan FKIP UNMUL, Prof. Dr. H. Muhammad Amir Masruhim, M.Pd.

Ketua Panitia Semnas Dr. Muhammad Ilyas, M.Pd., mengatakan tema yang dipilih bertujuan untuk mempersiapkan tenaga pendidik agar siap menghadapi perubahan menyongsong Revolusi Industri 4.0. Semnas ini bertujuan untuk mengumpulkan gagasan baru bidang Pendidikan melalui Call Paper yang dibahas.

Kemudian Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNMUL, Dr. H. Yudo Dwiyono, M.Si mengungkapkan bahwa Semnas ini adalah pertama kalinya digelar oleh Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNMUL, dan berharap Semnas ini akan menjadi pemicu untuk seminar-seminar lainnya di lingkungan FKIP UNMUL.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNMUL, Prof. Dr. H. Muh. Amir Masruhim, M.Kes dalam sambutannya berharap peserta Seminar Nasional ini dapat menyerap informasi yang dihadirkan nara sumber. "Tambahan wawasan dan pengetahuan tentang era Industri 4.0 di seminar ini akan sangat bermanfaat bagi calon-calon pendidik yang hadir disini, saya berharap dapat diserap sebagai bagian dari pengembangan diri dan persiapan menghadapi era komputerisasi," ucapnya.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. H. Mustofa Agung Sardjono, yang hadir mewakili Rektor UNMUL mengutarakan Pendidikan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia, sehingga kebutuhan ini harus dipenuhi untuk menghadapi kehidupan yang terus berkembang, maka sangat tepat apabila kita mengantisipasi banyaknya perubahan untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0.

“Kita tidak cukup siap untuk menghadapi dinamika perubahan dan tuntutan dari luar yang akan terus bertambah kedepannya. Apa yang sudah kita capai saat ini saya rasa tidak cukup untuk  mengimbangi perubahan tersebut. Kita harus semakin bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan,” ungkapnya.

Sebagaimana kita ketahui, tema Industri 4.0 banyak dibahas pada beberapa seminar di Indonesia dan mencakup segala bidang. Industri 4.0 sendiri ialah kecenderungan otomatisasi dan pertukaran data yang mencakup cyber-physics, Internet of Things [IoT], cloud computing, dan cognitive computing. Istilah Industri 4.0 diangkat kembali dalam Hannover Fair 2011 yang utamanya tentang komputerisasi pabrik, namun sekarang berkembang dan diyakini sebagai kecenderungan global.

Menurut Agung, perubahan global di segala bidang memaksa masyakarat Indonesia khususnya harus bersiap diri. Maka hal yang paling penting diperhatikan ialah Pendidikan. Karena kunci kemajuan bangsa ditentukan dari bagaimana Pendidikan di laksanakan. Pendidikan Usia Dini akan sangat berpengaruh, karena dimulai dari Pendidikan karakter, jika Pendidikan karakter sukses maka akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang handal.

 “Saya yakin para nara sumber yang hadir akan banyak memberikan materi yang sangat bermanfaat untuk kita semua untuk bersiap-siap dengan perubahan,” tambah Guru Besar Fakultas Kehutanan UNMUL ini.

Pada dasarnya fakta-fakta persiapan negara seperti Indonesia untuk menerapkan Industri 4.0 terletak pada kesiapan SDM dan pemerataan penduduk. Di Indonesia, masih ada petani masih menggunakan cangkul. Banyaknya penduduk Indonesia serta luasnya wilayah akan sangat berpengaruh pada penerapan Industri 4.0. Maka pemerintah menghadapi hal tersebut dengan pembagunan insfrastruktur yang memadai di berbagai sector serta perombakan kurikulum Pendidikan.

Prof. Dr. H. Mustofa Agung Sardjono mewakili Rektor UNMUL membuka secara resmi Semnas ini dengan pemukulan gong didampingi Dekan, dan Wakil Dekan FKIP serta narasumber yang hadir. Seminar Nasional ini dihadiri oleh guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah Kaltim, mahasiswa serta penggiat Pendidikan di Universitas Mulawarman, sementara itu juga hadir beberapa partisipan dari luar daerah. (hms/arc)

Foto : Ahmad Rino Cahyadi

Published Date : 24/08/2019 13:15:00