Tema mengenai pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia ke Kalimantan Timur menjadi hal menarik untuk diperbincangkan. Hal tersebut diutarakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Mulawarman (UNMUL), Dr. Ir. Encik Akhmad Syaifudin, MP saat membuka acara Seminar Nasional, Senin (14/10). Kegiatan ini merupakan gelaran Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahaswaiswa (KM) UNMUL yang terselenggara di Gedung Olah Bebaya.
“Pemindahan ibu kota baru tentu saja menyita perhatian sebagian besar masyarakat Kaltim dan Indonesia. Mulai tahun depan akan dimulai pembangunan awal hingga tahun 2024. Ini tentu saja membutuhkan pemikiran dan masukan dari berbagai sisi. Diskusi ini bisa menjadi salah satu sarananya,” ujar Dr. Encik.
“Semoga kegiatan ini dapat dioptimalkan. Harus kita ingat juga, Kaltim dipilih sebagai IKN karena salah satunya adalah suasanya yang kondusif, aman dan nyaman. Mari kita jaga bersama,” imbuhnya.
Sementara, Presiden BEM KM UNMUL, Febri Abdul Haminudin mengatakan mahasiswa akan terus mengawal proses pemindahan ibu kota negara. “Agenda ini bukan hanya seminar, tapi kami harapkan mahasiswa dapat ikut terlibat memberikan sumbangsih ide-ide dan konsep yang dibutuhkan ibu kota baru nantinya,” ucap Febri.
Pada agenda ini, dirangkai dengan Diskusi Publik yang menghadirkan narasumber dari kalangan eksekutif, legislatif, dan akademisi. Satu diantaranya, Wakil Rektor Bidang Akademik UNMUL, Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono. Ia mengatakan saat ini pemindahan IKN belum benar-benar matang, karena belum memiliki konsep yang definitif.
“Setiap pembangunan pasti memiliki dua sisi, manfaat dan resiko. Kita beruntung saat ini sudah memiliki kesiapan teknologi dan informasi yang cukup memadai. Karena jelas bahwa kehadiran IKN pasti akan menjadi magnet, daya tarik yang membuat orang akan datang. Kalau orang datang konsekuensi logisnya adalah ada kebutuhan uang, selanjutnya akan ada pembukaan areal dan akan mempengaruhi kualitas lingkungan. Ini merupakan konsekuensi logis yang harus dipertimbangkan,” ucap Guru Besar Fakultas Kehutanan UNMUL ini.
Seminar Narasi Millenial bersama Sherly Annavita
Dihari yang sama turut dilaksanakan Seminar Narasi Millenial bersama influencer muda, Sherly Annavita. Ia merupakan Master of Social Impact dari Swinburne University of Technology Australia. Pada paparannya, Ia mengatakan masa depan adalah milik mereka yang mau mempersiapkannya. Bukan lagi tentang kondisi sosial ekonomi kita saat ini.
“Ada empat kualitas mahasiswa yang bisa kita lihat. Yakni pesimis, realistis, optimis, dan progresif. Berbicara tentang anak muda, bukan tentang usia dan isi kantong, tapi adalah tentang pilihan sikap kita. Ingin bersifat pesimis atau optimis,” tuturnya.
Gadis asal Aceh itu juga mengatakan, untuk mendapatkan sesuatu yang belum kita dapatkan maka lakukan sesuatu yang tidak biasa kita lakukan. “Jadilah anak muda yang memiliki visi hidup. Karena hidup hanya satu kali, maka buatlah ia berarti. Tugas anak muda bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi untuk memenangkan kehidupan,” pungkasnya. (hms/rob)
Foto : Robby Adhitya
Published Date : 14/10/2019 16:13:00