Moderasi Beragama jadi tema utama dalam Kuliah Umum oleh Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Al-Mukarrom Romo KH. Miftachul Akhyar di Ruang Lecture Theater, Gedung Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si, Jalan Sambaliung, Kampus Gunung Kelua, Universitas Mulawarman (UNMUL), Kota Samarinda.
Dalam aktivitas ini dihadiri langsung Rektor UNMUL, Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU, didampingi para Wakil Rektor, pimpinan Perguruan Tinggi di Kota Samarinda serta para mahasiswa. Rektor mengungkapkan, dengan keberagaman agama, khususnya di Kalimantan Timur, maka diperlukan moderasi.
Menjadi sangat penting tegas Rektor, karena saat ini Ibu Kota Negara (IKN) telah ditetapkan berada di Provinsi ini, dengan demikian tidak dapat menghindari banyaknya pendatang masuk di IKN sehingga semua pihak dapat dengan cepat berdaptasi dan berkompetensi agar toleransi beragama menjadi sangat baik.
“Hal ini juga menjadi dasar menjaga penguatan karakter kebangsaan bagi kita semua dalam menjaga keutuhan NKRI,” ungkapnya. Kamis, (02/02).
Memiliki 13 Fakultas dan jumlah mahasiswa sebanyak 36 ribu, UNMUL jelas Rektor memiliki potensi bagaimana kader bangsa dengan konsep pengembangan sumber daya manusia yang dihasilkan idealnya mampu memiliki kemampuan intelektual dan membentuk pusat peradaban.
“Sangat penting menghasilkan para kader bangsa dengan kemampuan selain scientific mumpuni tetapi juga memiliki karakter mental iman dan takwa termasuk karakter kebangsaan. UNMUL tidak sendiri, dengan stakeholder terkait terus berusaha dan berkomitmen juga bersinergi, harmonisasi untuk tetap menjaga kesatuan, persatuan, dan kebangsaan NKRI,” katanya.
Dengan bahu membahu, UNMUL dan beberapa Perguruan Tinggi lain di Kalimantan Timur khususnya Kota Samarinda terus menjaga kebersamaan agar mampu berkontribusi untuk pembangunan dan mendukung IKN.
“Atas nama Rektor UNMUL menyampaikan penghargaan kepada Romo Kiai Haji Miftachul Akhyar dan pengurus PBNU. Semoga dengan kuliah umum ini dapat memberikan pemikiran kita semua agar dapat menjaga kepercayaan dan keyakinan masing – masing, juga menghargai perbedaaan beragama dengan menjaga kesatuan dan persatuan bangsa serta hidup dengan tenang dan damai dalam keberagaman beragama,” harapnya.
Moderasi beragama disampaikan KH. Miftachul Akhyar, merupakan hak paten agama Islam, dikarenakan Islam sebagai agama terakhir yang memiliki berbagai kesempurnaan. “Moderasi dalam beragama kita sampaikan. Inilah yang menjadi daya tarik Islam. Moderasi dalam Islam harus berdasarkan tabayun, terlebih saat ini marak destruksi informasi,” tutur Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025 ini.
Diketahui bersama, Rais 'Aam adalah jabatan tertinggi di dalam tubuh kepengurusan Nahdlatul Ulama yang keberadannya ada di dalam jajaran syuriah atau sesepuh. Rais ‘Aam dibantu oleh Wakil, Katib, dan A'wan. Saat ini pejabat Rais 'Aam masa khidmat 2022-2027 adalah KH. Miftachul Akhyar. (hms/frn)
Foto: Hartanto dan Ahmad Yusuf
Published Date : 02/02/2023 21:25:00