Program Pengembangan Usaha Intelektual Kampus (PPUPIK) di UNMUL


Universitas Mulawarman (UNMUL) pada tahun 2019 ini menjadi salah satu perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan 2 hibah Pengabdian Masyarakat DRPM Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Program Pengembangan Usaha Intelektual Kampus (PPUPIK). Kedua program tersebut adalah PPUPIK Produksi Ayam Broiler Rendah Kolesterol dan Bebas Antibiotik Berbasis Tanaman Lokal Kalimantan Daun Tahongai (Kleinhovia hospita) Sebagai Aditif Pakan dengan ketua Ir. Julinda R. Manullang, M.P.; serta PPUPIK Pusat Pengobatan, Penelitian dan Pendidikan Komplementer dengan ketua Dr. dr. Sjarif Ismail, M.Kes.

Keduanya telah menjalani monitoring, evaluasi dan visitasi pada Jumat (18/10) oleh reviewer pengabdian masyarakat DRPM Kemenristekdikti yaitu Prof. Untung Santoso dari Universitas Muhammadiyah Malang. Keduanya merupakan anggota Pusat Unggulan Ipteks Perguruan Tinggi (PUI-PT OKTAL) UNMUL yang selama ini fokus mengembangkan riset dan produk berbahan alam dari hutan tropika lembab dan lingkungannya.

PPUPIK Ayam Broiler merupakan wirausaha ayam pedaging yang memanfaatkan Daun Tahongai sebagai aditif pakan unggas yang merupakan hasil riset dan sudah granted patent pada  2018 oleh Ir. Julinda R. Manullang, M.P. (Fakultas Pertanian) dengan Prof. Enos Tangke Arung (Fakultas Kehutanan). Sementara itu PPUPIK Pusat Komplementer merupakan wirausaha yang memberikan jasa pengobatan komplementer pada pasien, dengan memanfaatkan Daun Dahu sebagai hasil riset tumbuhan obat dan telah mendapatkan granted patent pada tahun 2017 oleh Dr. dr. Sjarif Ismail, M.Kes (Fakultas Kedokteran).

Julinda R. Manullang sebagai ketua tim yg beranggotakan Ir. Rita Mariati, M.P., Drh. Fikri Ardhani, M.Sc. dan Prof. Enos Tangke Arung menjelaskan, kegiatan wirausaha ini dilakukan di kandang ayam broiler kebun percobaan Fakultas Pertanian di Teluk Dalam, Desa Karang Tunggal, Tenggarong Seberang. Pada kegiatan dihasilkan produk daging ayam yang rendah kolesterol aman dikonsumsi dan saat pemeliharaan tidak menggunakan antibiotik  sehingga aman dikonsumsi.

Sjarif Ismail sebagai ketua tim yang beranggotakan Dr. dr. Swandari Paramita, M.Kes, Dr. Dra. Khemasili Kosala, Apt., Sp.FRS, Dr. dr. Rahmat Bahtiar, MPPM, dan dr. Meiliati Aminyoto, M.Kes, Sp.GK menjelaskan, kegiatan layanan komplementer ini dilakukan di Klinik UNMUL dengan memberikan akupunktur (tusuk jarum) dan jamu (herbal) pada pasien. Pada kegiatan ini sebagian besar pasien yang datang berobat adalah dengan keluhan muskuloskeletal atau nyeri persendian.

Julinda R. Manullang mengungkapkan bahwa pemerintah melarang penggunaan antibiotik  (AGP) pada ternak unggas sehingga perlu alternatif pengganti antibiotik yang bersumber dari bahan lokal yang alami. Daun Tahongai merupakan tanaman asli Kalimantan yang mengandung bioaktif serta flavonoid yang dapat digunakan sebagai  antibiotik alami. “Selain itu juga dapat menurunkan kandungan kolesterol dan lemak pada daging ayam,” ucapnya.

Sjarif Ismail juga mengungkapkan bahwa layanan komplementer ini adalah yang pertama ada di Kota Samarinda. “Program ini tidak hanya bertujuan untuk penelitian dan pengabdian masyarakat terkait layanan komplementer untuk pasien, namun juga melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran untuk membantu pelayanan dalam hal pemeriksaan fisik tekanan darah,” ucapnya.

Foto: Istimewa

Published Date : 20/10/2019 15:10:00