Perkuat Lembaga Riset Lingkungan, P2LHSDA UNMUL Gelar Webinar Nasional


Dirjen PKTL KLHK: UNMUL Jadi Pusat Unggulan dalam Penanganan Masalah Lingkungan Hidup

Penguatan Lembaga Riset Lingkungan dengan Penelitian dan Tulisan Ilmiah yang Berbasis Pola Ilmiah Pokok Perguruan Tinggi menjadi tema utama sebuah Webinar berskala nasional yang digelar oleh Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (P2LHSDA), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), Universitas Mulawarman (UNMUL).

Meskipun masih dalam kondisi Pandemi, pada Webinar seri perdana ini panitia berhasil menghadirkan 255 peserta yang merupakan para anggota Badan Kerjasama Pusat Studi Lingkungan (BKPSL) di seluruh Indonesia, Instansi Pemerintah, Pemerhati Lingkungan, LSM dan Mahasiswa.

Tidak hanya itu, dalam Ruang Zoom tempat acara berlangsung, Sabtu, (03/10) ini, dua narasumber utama hadir yakni Dr. M. Pramono Hadi., M.Sc, Kepala PPLH UGM sekaligus Ketua BKPSL se Indonesia dan Dr. Suyud Warno Utomo., M.Si, Ketua Program Doktor Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL), UI. Serta dipandu sebagai moderator, Dr. Ir. Suria Darma., M.Si, Kepala Divisi Pengembangan SDM, P2LHSDA UNMUL.

“Webinar ini akan berlangsung beberapa seri dengan tema yang berbeda. Sekaligus sebagai salah satu rangkaian kegiatan akademik dalam rangka memperingati Dies Natalis UNMUL ke 58 tahun. Terima kasih atas kerjasama semua pihak hingga terlaksananya kegiatan ini,” terang Kepala P2LHSDA LP2M UNMUL, yang juga Koordinator Wilayah III BKPSL se Indonesia, Dr. Ir. Dharma WIdada., MT.

Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono menguraikan, saat ini Perguruan Tinggi mendapatkan tantangan perihal persoalan lingkungan yang semakin hari semakin kompleks permasalahannya.

Diakuinya, UNMUL dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Pusat Unggulan Studi Tropis tentunya memiliki kekhususan berdasarkan kondisi lingkungan dan keunggulan Perguruan Tinggi yang dimiliki bisa ditawarkan. “Maka UNMUL yang memiliki fokus pada Tropical Rain Forest and Enviromental sebagai memiliki keunggulan kompetitif untuk hal tersebut. Terlebih posisi UNMUL yang berada di Center of Mega Diversity yang penuh dengan penawaran sumber informasi,” hematnya.

"Tantangan terbesar kita saat ini ada pada tekanan kondisi ekonomi dunia. Dimana kehidupan makin sulit dimana akan mengarahkan orang pada sektor primer, orang - orang akan kembali masuk ke hutan dan membuka lahan. Dan tentunya memberikan tantangan yang besar untuk kelestarian lingkungan,” tambahnya.

Oleh karena itu, Guru Besar Fakultas Kehutanan UNMUL tersebut berharap hasil Webinar ini tidak hanya menghasilkan artikel - artikel ilmiah yang digunakan para ahli atau orang yang bekerja di bidang ilmu pengetahuan saja. Namun juga, dapat mengajak masyarakat umum untuk menjaga makna dan manfaat kelestarian lingkungan hidup. 

Pada ruang yang sama, Direktur Jenderal (Dirjen) Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PKTL), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, Prof. Dr. Ir. Sigit Hardwinarto., M.Agr, yang diundang sebagai Keynote Speech menyampaikan berbagai kebijakan nasional yang diputuskan pemerintah.

Terkait lingkungan hidup paparnya, terdapat aspek komitmen lingkungan hidup yang diperlukan untuk menuju ekonomi hijau di Indonesia, indeks lingkungan serta keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan secara berkelanjutan.

"Selain komitmen lingkungan hidup itu, diperlukan pemahaman prinsip dasar terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Sebagai rangkaian upaya yang berupa pelestarian fungsi kelestarian dan mencegah kerusakan lingkungan,” harapnya.

Sebagai upaya untuk mendorong kelestarian lingkungan hidup, Akademisi Fakultas Kehutanan UNMUL itu juga menyampaikan, telah diterbitkannya PP no 46 Tahun 2017 tentang instrumen ekonomi lingkungan hidup. KLHK juga mencanangkan sasaran strategis 2020-2024 untuk memberikan sumbangan langsung bagi serapan tenaga kerja, investasi dan pemerataan wilayah.

"Sasaran strategis KLHK memiliki empat pilar, yakni pilar lingkungan, pilar ekonomi, pilar sosial dan pilar tata kelola. Berkenaan pilar lingkungan sasarannya untuk mewujudkan lingkungan hidup dan hutan yang tanggap pada perubahan iklim," urainya.

Penguatan kerjasama antar instansi dan lembaga juga perlu dilakukan. Agar hasil kajian atau riset terhadap kajian lingkungan lebih fokus dan terarah. UNMUL yang memiliki PIP terkait dapat menjadi pusat unggulan dan pengembangan khususnya dalam penanganan masalah lingkungan hidup di seputar hutan tropis basah.

“Dengan adanya lembaga penelitian atau riset lingkungan hidup dapat menjadi dukungan scientific terhadap berbagai kebijakan dan telaah ilmiah. Dukungan ilmiah diperlukan terhadap pengembangan kebijakan di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Untuk pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,” tutupnya. (hms/frn)

 

Published Date : 03/10/2020 20:38:00