Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-91 tahun 2019, Universitas Mulawarman (UNMUL) melaksanakan upacara di Halaman GOR 27 September UNMUL, Senin (28/10). Upacara ini diikuti oleh sivitas akademika dan tenaga kependidikan di lingkungan UNMUL.
Rektor UNMUL Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si yang pada kesempatan tersebut bertindak sebagai Pembina Upacara membacakan pidato dari Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Republik Indonesia (RI). Peringatan Hari Sumpah Pemuda Tahun 2019 ini mengambil tema “bersatu kita maju”. “Tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahwa hanya dengan persatuan kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa,” tutur Prof. Masjaya.
“Tema Bersatu Kita Maju sesungguhnya diperuntukkan untuk seluruh elemen bangsa, tetapi bagi pemuda menjadi keharusan karena di tangan pemudalah Indonesia bisa lebih maju. Pemuda untuk Indonesia maju adalah pemuda yang memiliki karakter, kapasitas, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif serta mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan dunia,” kata Rektor UNMUL membacakan amanat Menpora.
Dalam pidatonya, dikatakan pula, pada saat ini di belahan dunia telah lahir generasi muda yang memiliki pola pikir yang serba cepat, serba instan lintas batas, cenderung individualistik dan gramatik. Canggihnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta mudahnya akses terhadap sosial media, telah menjelma menjadi tempat favorit berkumpulnya anak muda lintas negara, lintas budaya, lintas agama, dengan interaksi realtime 24 jam. Disinilah diharapkan peran pemuda dapat bersaing dalam bentuk apapun tentunya dalam hal yang positif. Pemuda adalah masa depan bangsa dan negara, pemuda juga harapan bagi dunia, pemuda Indonesia harus maju dan berani menaklukkan dunia, saya berharap kedepan akan banyak muncul tokoh-tokoh muda yang mendunia.
“Gerakan revolusi mental menemukan relevansinya. Dengan pembangunan karakter kita bisa kuat, tangguh, dan kokoh ikut serta dalam percaturan pemuda di dunia, kita tidak lagi harus bertahan dan menghadapi dampak negatif dari modernisasi dan globalisasi, tapi kita harus mampu memberikan warna untuk mengubah dunia dengan tekat dan semangat dan tentunya didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi,” tegas Rektor.
Kemajuan tidak akan pernah tercapai dalam arti yang sesungguhnya kalau masa depan itu hanya dipandang sekadar sebagai proses lanjut dari masa kini yang akan tiba dengan sendirinya. Tapi bagaimana generasi muda merespon kemajuan itu dengan kearifan menghargai keluhuran perjuangan dari generasi sebelumnya tanpa terjebak dalam kejayaan dan romantisme masa lalu serta kenyataan masa kini yang membuat mereka tidak lagi sanggup keluar untuk menatap masa depan.
Semangat para pemuda dalam menatap dan ikut membangun dunia semestinya dapat terus menjadi obor penyemangat bagi pengabdian pemuda Indonesia dalam ikut serta berpartisipasi mengangkat bangsa dan tanah air tercinta di kancah dunia. (hms/zul)
Foto: Robby dan Hartanto
Published Date : 28/10/2019 17:02:00