Menuju World Class University, 51 Prodi S1 Persiapan Akreditasi Internasional


Perguruan tinggi di Indoensia, sangat mendambakan ada program studinya (Prodi) yang mendapatkan predikat akreditasi Internasional. Apalagi saat ini, di kampus, Program studi sudah menjadi ujung tombak dalam memajukan SDM dalam kampusnya. Hal ini juga terungkap dalam Workshop Persiapan Akreditasi Internasional di Balikpapan, yang dilangsungkan sejak 13 November dan berlangsung hingga 16 November mendatang. 

Workshop ini diikuti 51 Prodi di Unmul yang ber-predikat Akreditasi Unggul, A dan B, dengan menghadirkan 4 narasumber dari Universitas Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB), yaitu Prof. Dr. Teti Estiasih, S.TP., M.P (UB), Dr. Ir. Mustofa Luthfi, M.P (UB), Ani Wilujeng Suryani, S.E., M.AcctgFin., Ph.D (UM) dan Syamsul Bachri, S.Si., M.Sc., Ph.D (UM). Dalam workshop tersebut, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas Universitas Mulawarman, Prof, Dr. Ir. Bohari Yusuf, M.Si, mengungkapkan bahwa saat ini program studi menjadi ujung tombak. Menurutnya, prodi ini dibebani oleh kementerian dengan adanya 8 IKU (Indikator Kinerja Utama). "Dalam IKU ini, semua ujung tombaknya berada di Prodi," ungkap Bohari saat membuka kegiatan workshop ini.

Bohari, yang juga Vice Director di PIU IsDB Unmul ini, memaparkan lebih jauh tentang IKU. Yang pertama, dalam kebijakan Merdeka Belajar, adalah lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak. Dalam IKU ke-1 ini, seharusnya, yang menjadi ujung tombaknya adalah Prodi, bukan unit pelaksana teknis (UPT), seperti UPT Perkasa di Unmul.  "UPT tersebut hanya sebagai koordinator, semua dikerjakan dan dikembangkan di Prodi," tegas Bohari. Kemudian IKU ke-2, berkaitan dengan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Dengan IKU ini, diharapkaan pihak kampus dapat memberikan fasilitas yang lebih kepada mahasiswa untuk dapat mengembangkan diri. Maka dari itu, 100 persen, seharusnya prodi yang berperan dalam hal ini. Bohari memberikan sebuah contoh di Unpad, bahwa kampus tersebut telah mengembangkan reformulasi kurikulum, yaitu adanya upaya dalam melakukan langkah-langkah yang meliputi evaluasi, sinkronisasi, integrasi dan harmonisasi terhadap adanya tuntutan baru yang tidak bisa dielakkan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurutnya, langkah-langkah ini, tentunya sangat penting untuk melakukan hal yang sama.

Selanjutnya, masih paparan Bohari, IKU ke-3, yaitu dosen berkegiatan di luar kampus serta IKU ke-4, Praktisi mengajar. Tentunya perlu peranan yang cukup dominan dari setiap prodi di Unmul. Begitupun dengan IKU lainnya, seperti yang ke-5, adanya hasil kerja dosen yang dimanfaatkan di masyarakat, dalam hal ini berkaitan dengan publikasi dosen. IKU ke-6 Prodi melakukan kerjasama dengan mitra berkelas dunia. IKU ke-7, metode pembelajaran yang kolaboratif dan partisipatif, dan IKU ke-8 adalah Program studi yang berstandar internasional. 

Masih menurut Bohari, kesemua poin IKU tersebut 100 persen merupakan kerja prodi. "Hal itu perlu mendapatkan dukungan dari kampus, bukan hanya dukungan moril tetapi juga dukungan materil," ujar Bohari. Di Unmul, ungkapnya, terdapat dua prodi di FKIP yang sedang berupaya untuk mendapatkan akreditasi internasional, yaitu Prodi Pendidikan Fisika dan Prodi Pendidikan Biologi. Bohari juga menambahkan data sejak 2021, di liga PTN-BLU, Unmul berada pada posisi 17 dari 34 PTN-BLU. "Ini tentunya peningkatan yang bagus," ungkapnya. Bohari menambahkan, jika dibandingkan pada tahun 2020, Unmul berada pada posisi 30 dari 34 PTN-BLU. "Tetapi, dari posisi 17 itu, yang mendapat skor 0 hanyalah akreditasi internasional," tambahnya.

Berangkat dari persoalan inilah, maka PIU IsDB Unmul menggelar Workshop Persiapan Akreditasi Internasional ini. Menurut Dr. Zeni Haryanto, PIC Program di PIU Unmul, dikarenakan di Unmul terdapat prodi dari sains da teknologi serta dari sosial humaniora, maka PIU menggelar dua workshop yang dilakukan bersamaan, yaitu workshop ASIIN dan AQAS. "Dari workshop ini, kita mengharapkan diperolehnya produk atau output dalam bentuk SAR (Self Assesment Report) yang disusun oleh prodi untuk dipersiapkan ke ASIIN atau ke AQAS," kata Zeni. (Agung/PIU)

Published Date : 16/11/2022 07:18:00