“Saat ini banyak yang salah kaprah, contoh kecilnya dalam pembuatan reklame yang dalam bahasa Indonesia menggunakan SPOK atau menerangkan diterangkan. Namun kenyataannya banyak reklame yang menggunakan kaidah bahasa asing diterangkan menerangkan seperti Rani salon seharusnya salon Rani,” jelas Yudianti.
Lebih lanjut Ketua Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unmul Enny Fathurachmi, S.IP., M.A menyambut baik kegiatan ini. “Mengingat banyaknya kendala dosen yang harus mengoreksi pekerjaan mahasiswanya khususnya skripsi pada persoalan redaksi dan kaidah bahasa Indoensia yang minim dari mahasiswa, maka kegiatan ini menjadi upaya untuk memperbaiki hal tersebut,” sebutnya.
“Semoga kegiatan ini dapat memberi manfaat dan kerjasama ini dapat berkesinambungan,” imbuhnya. Untuk diketahui, UKBI ini sama seperti halnya TOEFL dalam bahasa Inggris akan ada peringkat-peringkat berdasarkan skor yang diperoleh dan memiliki lima seksi. Yakni mendengarkan, merespon kaidah, membaca, menulis dan berbicara (hms/rob)
Published Date : 09/11/2016 00:00:00