LP3M Unmul Helat Pelatihan dan Pengembangan Soft Skill


Pelatihan seperti soft skill ini, sesuatu yang dibutuhkan oleh kita semua, sehingga kita bisa rasakan manfaatnya. Tujuannya diadakan workshop ini untuk mengatasi masalah kita bersama. Mudahan yang ada sedikit ini bisa membangkitkan kita semua khususnya mengenai soft skill.

Hal demikian di ungkapkan Ketua LP3M Unmul, Prof. Dr. Ir. Agus Sulistyo Budi dihadapan para dosen, karyawan dan mahasiswa di lingkungan Unmul. “Saya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada yang hadir dalam pelatihan soft skill ini. Semoga yang hadir ini mendapatkan tambahan wawasan dan pengetahuan dari para narasumber,”ujar Guru Besar Fakultas Kehutanan Unmul ini.

Sementara itu, yang bertindak sebagai narasumber, Drs. Heryono Susilo Utomo, M.Si, menjelaskan perbedaan mengenai hard skill dan soft skill. Hard skill yaitu penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya (professional). Setiap profesi dituntut mempunyai hardskill yang khusus, tetapi soft skill bisa merupakan kemampuan yang harus dimiliki disetiap profesi. Contohnya; kejujuran, tanggung jawab, berlaku adil, kemampuan bekerja sama, kemampuan beradaptasi, kemampuan berkomunikasi, toleran, hormat terhadap sesama, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan memecahkan masalah dan sebagainya.

“Sedangkan soft skill adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri,” tutur dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ini.

Sedangkan narasumber yang lainnya dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Dr. Sudarman, S.Pd.,M.Pd, memaparkan rasio kebutuhan soft skill dan hard skill di dunia kerja atau usaha berbanding terbalik dengan pengembangannya di perguruan tinggi.

“Kesuksesan di dunia kerja atau usaha 80 persen ditentukan oleh mind set (soft skill) yang dimilikinya dan 20 persen ditentukan oleh technical skill (hard skill). Namun dalam praktek sistem pendidikan kita saat ini khususnya di perguruan tinggi, porsi pengembangan soft skill hanya diberikan rata-rata 10 persen saja dalam kurikulumnya, sementara itu 90 persennya berisi hard skills,”tegasnya.(hms/zul)

Published Date : 21/10/2016 00:00:00