Lewat Program SEA-Teacher, Mahasiswa FKIP UNMUL Ini Observasi Future School di Vietnam


Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (UNMUL) mengikuti program SEA-Teacher Batch 9 di Dong Thap University, Vietnam. Mahasiswa yang turut serta dalam kegiatan ini mereka adalah Alya Puspita Zahra (Pendidikan Fisika), Anggara Duta Medika (Pendidikan Matematika), dan Nurul Septia Salsabila (Pendidikan Sejarah).

Ketiganya berkesempatan untuk melakukan observasi dan teaching demo di salah satu sekolah swasta dengan konsep Future School atau Trường Tương Lai, di Kota Cao Lanh, Provinsi Dong Thap, Vietnam. Makna dari nama Future School adalah keinginan yang kuat bagi sekolah untuk mewujudkan siswa yang siap untuk masa depan.

Future School mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan dukungan fasilitas, prosedur operasional, dan metode pendidikan terdepan. Future School berpatokan pada satu tujuan, yakni membentuk generasi pelajar yang dikembangkan secara menyeluruh agar dapat menjadi dirinya sendiri dengan memaksimalkan segala kemampuan sesuai dengan keinginan atau passion peserta didik.

Future School juga bekerja sama dengan salah satu organisasi pendidikan dari Jerman. Salah satu bentuk kerja samanya adalah peserta didik yang lulus dari sekolah tersebut memiliki kesempatan untuk berkuliah di Jerman. Selain itu, terdapat pihak delegasi dari Jerman yang menetap di Future School untuk memberikan dukungan dan arahan terhadap sekolah tersebut.

“Sekolah ini menggunakan bahasa Vietnam dalam proses pembelajarannya. Tetapi, terkadang bahasa Jerman juga digunakan sebagai bahasa tambahan. Hal ini dapat dilihat dari papan petunjuk arah bilingual yang berbahasa Vietnam dan Jerman. Meskipun demikian, bahasa Inggris merupakan bahasa yang diharapkan untuk dikuasai oleh peserta didik,” jelas Alya Puspita Zahra mewakili kedua rekannya dalam sebuah artikel yang dibuat dan dikirimkan kepada Humas UNMUL.

Dari segi sarana dan prasarana, sambungnya, Future School memiliki fasilitas yang sangat lengkap. Fasilitas yang disediakan terdiri atas sistem ruang kelas utama dan sistem kelas fungsional seperti kelas musik, bahasa inggris, seni rupa, teknologi informasi, olahraga, teater, bioskop, dan perpustakaan. Seluruh ruang kelas juga dilengkapi oleh AC. 

“Selain itu, terdapat juga fasilitas tambahan seperti kolam renang, lapangan olahraga, taman, sistem jalan internal, kafe buku, dan perpustakaan rumah pohon. Fasilitas yang disediakan menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Terdapat pula fasilitas pendukung untuk penyandang disabilitas. Beberapa di antaranya adalah jalur khusus kursi roda dan lift,” tambahnya.

Future School lanjutnya, merupakan sekolah swasta dengan jenjang pendidikan pre-school, elementary school, dan secondary school. Saat ini, jenjang high school sedang dalam tahap pembangunan yang ditargetkan selesai pada tahun 2024.

Lebih jauh dipaparkannya, terdapat perbedaan antara sistem sekolah Future School dengan sekolah di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah para siswa di Future School tidak diwajibkan untuk menggunakan seragam sekolah, waktu belajarnya pun relatif singkat sekitar 40 menit dan terdapat waktu untuk tidur siang bagi para siswa.

“Selain itu, ketika para siswa masuk ke dalam kelas, sepatu atau alas kaki wajib dilepas. Banyak siswa pada setiap kelas juga relatif sedikit, rata-rata hanya sekitar 15,” pungkasnya.

Struktur kurikulum Future School terdiri atas jangkauan pengajaran Bahasa, Matematika, Sains, Seni, Teknologi, Moral, dan Olahraga. Mata Pelajaran Bahasa terdiri atas Bahasa Vietnam, Bahasa Inggris Terintegritas, Cambridge English. Math Vietnamese maths, English math. Pada sektor science terdiri atas social and natural science, history, geografi, dan sains inggris. Sementara aspek seni terdiri atas menari, fine art, craf-engineering, pertunjukan musik.

Bidang Teknologi terdiri atas komputer sains, moral dan soft skills. Sedangkan pembelajaran olahraga terdiri atas pendidikan jasmani, berenang, bersepeda juga martial arts. Sekolah ini memiliki program yang terdiri atas 3 faktor yaitu mampu menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, teori dan praktis apikasi dan being suitable for each student, including specialized students.

“Kemampuan yang dibekalkan kepada siswa terutama bahasa inggris membuat mahasiswa FKIP UNMUL tidak kesulitan dalam pengajaran di secondary school Vietnam, dimana Vietnam bukan negara yang menggunakan bahasa inggris sebagai second language­ nya,” sebut Alya.

“Jumlah siswa yang sedikit, ruang kelas yang nyaman, serta jam pembelajaran yang hanya 40 menit membuat siswa lebih fokus dan tidak ada yang mengantuk. Selama observasi dan teaching demo di sekolah, siswa sangat disiplin, tepat waktu, berani bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan,” tutupnya. (fkip/al/ang/nur/hms/frn)

 

Link Terkait:

UNMUL Resmi Melepas 12 Mahasiswa FKIP UNMUL ke Filipina dan Vietnam Program SEA Teacher Exchange Batch 9

Program SEA-Teacher Student Exchange, UNMUL dan Universitas Dong Thap Vietnam Teken MoU

Published Date : 20/09/2023 12:25:00