Laksanakan Kuliah Umum, Dekan FKIP: Prodi Pendidikan Sejarah Paling Aktif Melakukan Kegiatan


Program Studi (Prodi) Pendidikan Sejarah (PSP-Sejarah) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (UNMUL) bekerjasama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur (Kaltim) akan mengadakan kuliah umum dengan tema “Agenda Strategi Pemajuan Kebudayaan di Indonesia”. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Integrated Laboratory (I-Lab) UNMUL, Rabu (18/5/2022).

“Semoga ini menjadi awal kegiatan-kegiatan berikutnya dan pandemi Covid-19 yang sedang melanda di Indonesia bisa berakhir. Agar kita bisa kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Prodi Pendidikan Sejarah FKIP ini paling aktif melakukan kegiatan-kegiatan baik, diskusi, pertemuan ilmiah, ataupun kuliah umum terbanyak dilakukan oleh Prodi Pendidikan Sejarah FKIP. Tak kalah pentingnya lagi kuliah umum ini bisa mendatangkan narasumber dari Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan (PPK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI), Dr. Restu Gunawan, M.Hum,” kata Dekan FKIP UNMUL, Prof. Dr. H. Muh. Amir Masruhim, M.Kes.

Sementara Rektor UNMUL dalam kesempatan ini diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas, Prof. Dr. Ir. Bohari Yusuf, M.Si., menyampaikan sejarah dan kebudayaan itu bersaudara, ada dua hal yang sebenarnya nanti akan disampaikan oleh Pak Direktur. Karena ini Prodi Pendidikan Sejarah tentu  anak-anak mahasiswa ini ahli Sejarah. “Salah satu yang harus anak-anakku sosialisasikan atau sampaikan ke masyarakat adalah bahwa Mulawarman itu adalah nama Raja paling masyur pada zamannya. Dan kita berada di tanah tua, dimana Kerajaan Kutai adalah Kerajaan Hindu pertama di Indonesia pada abad ke-4 Tahun 399 sampai 1635,” tutur Prof. Bohari.

Di Kaltim ini, lanjut Prof. Bohari, bukan hanya Kutai Kartanegara atau Kutai Martadipura, ada juga Kesultanan Paser dan Kesultanan Berau. Kemudian Kesultanan Berau pecah terbagi dua, Sambaliung dan Gunung Tabur. “Dan ini semua adalah pengetahuan kepada anak-anakku mahasiswa tidak boleh lupa dan banyak lagi hal yang harus dipelajari. Apa yang nanti disampaikan oleh Pak Direktur bisa betul-betul bermanfaat kepada anak-anakku sekalian. Salah satu alasan kenapa Kaltim menjadi Ibu Kota Negara karena Kaltim adalah multi etnis, multi budaya. Multi etnis ini salah satu Presiden memilih Kaltim sebagai Ibu Kota Negara. Karena multi etnis, multi budaya akan minim konflik sehingga kedepannya multi sejarah ini harus berkembang membuktikan bahwa Ibu Kota Negara tidak salah dipilih oleh Presiden yang ada di Kaltim,” tegas Prof. Bohari.

Kuliah umum ini disampaikan oleh Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek, Dr. Restu Gunawan, M.Hum, yang dimoderatori oleh Koordinator Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNMUL, Dr. Jamil, S.Pd., M.AP. (hms/zul)

     

Published Date : 18/05/2022 23:30:00