Kuliah Umum Remote Sensing Dari Prof. Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D


“Ini adalah kesempatan emas untuk Unmul ikut turut serta ambil bagian dalam pengembangan ilmu remote sensing yang dalam aplikasinya mencakup banyak bidang keilmuan yang ada di kampus ini,” ucap Idris Mandang pada sambutannya.

“Jika dihitung, sejak 2006 saya coba mengundang Prof. Josaphat untuk datang ke Unmul, tapi baru kesampaian di tahun 2015 ini,” tambahnya.

Pembantu Rektor IV Unmul, Dr. Bochari, M.Si juga mengungkapkan kehadiran Prof. Josaphat ke Unmul adalah kesempatan emas, terutama dalam menjalin kerjasama khususnya di bidang keilmuan yang berhubungan dengan Remote Sensing.

Siapa yang tidak tahu sosok Prof. Josaphat, pria kelahiran Bandung, 25 Juni 1970 ini menjabat sebagai Dosen tetap di Center of Enviromental Remote Sensing di Chiba University, Jepang. Juga merupakan  salah satu pemegang paten antena mikrostrip (antena berbentuk cakram berdiameter 12 sentimeter dan tebal 1,6 milimeter) yang dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit. Selain itu juga penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak dan small satellte, serta radar peramal cuaca 3 dimensi.

Bidang keahlian Prof. Josaphat adalah analisis teori hamburan gelombang mikro dan terapannya untuk microwave (radar) remote sensing, khususnya synthetic aperture radar (SAR), radar bawah tanah atau subsurface radar (VLF dan Microwave), analisis dan perancangan printed antenna untuk mobile satellite communications dan synthetic aperture radar (SAR). Ia menguasai perancangan integrasi sistem radar gelombang mikro, radar Radio Frequency (RF) system , patch antenna, microwave image signal processing dll. Ia juga merancang SAR masa depan untuk keperluan platform pesawat terbang tanpa awak (UAV) dan satellite. Saat ini ia mengembangkan pesawat tanpa awak Josaphat Laboratory Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX) series maupun microsatellite onboard Synthetic Aperture Radar (SAR) sensor. SAR sensor ini nanti digunakan untuk monitoring permukaan bumi dan planet lain untuk pengembangan keperluan ilmu pengetahuan pada masa depan. Mulai 1 April 2013 Josh juga dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Teknologi Jepang (Monbukagakusho) untuk mengembangan dua microsatellite yang membawa sensor GNSS-RO dan CP-SAR ciptakaan Josh untuk melakukan observasi lapisan Ionosfer dan permukaan bumi, dimana teknologi ini di masa depan diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui fenomena-fenomena sebelum terjadinya bencana di permukaan bumi, khususnya gempa bumi, sehingga teknologi diharapkan dapat mengurangi jumlah korban akibat bencana yang terjadi di permukaan planet, khususnya bumi.

“Meskipun saya bekerja dan berkarya di negeri orang, tapi hati saya tetap cinta Indonesia,” ucap Prof. Josaphat yang lahir di Solo, Jawa Tengah ini.

Kuliah umum ini sendiri mengangkat tema utama “Development of Advance Microwave Remote Sensing Technology for Earth and Planetary Missions” dan dihadiri dosen, dan mahasiswa dari beberapa fakultas di Universitas Mulawarman.

Published Date : 23/03/2015 00:00:00