Ketua Umum PII : SDM Unggul Merupakan Kunci dari Persaingan Global


Berdasarkan keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No. 227/KP/I/2019 tentang Izin Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur pada Universitas Mulawarman (UNMUL), untuk pertama kalinya UNMUL menyelenggarakan pengambilan Sumpah Insinyur dan melantik 160 orang Insinyur diantaranya 100 orang berasal dari UNMUL dan 60 orang berasal dari Universitas Tadulako (UNTAD), Jum’at (6/12).

Acara yang dilaksanakan di Gedung Hexagon Fakultas Teknik UNMUL, dihadiri oleh Dr. Ir. Heru Dewanto, M.Sc (Eng), IPU, ASEAN Eng, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia, Ir. Faizal Safa, MSc, IPU, ASEAN Eng, Direktur Eksekutif Badan Pelaksana Persatuan Insinyur Indonesia, Ir. Rudy Purwondho, MSc, MBA, IPM, ASEAN Eng, Sekretaris Tim Ahli Keinsinyuran Kemendikbuddikti, Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si,  Rektor Universitas Mulawarman, dan Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono, IPU, Wakil Rektor Bidang Akademik.

Berdasarkan laporan Dekan Fakultas Teknik Ir. Muhammad Dahlan Balfas, ST., MT menjelaskan bahwa untuk angkatan pertama Program Profesi Insinyur ini jumlah pesertanya ada 160 orang dan kemudian kita membagi Sumpah Insinyur ini menjadi dua tahapan, tahap pertama sudah dilaksanakan pada bulan september lalu dengan jumlah peserta 10 orang dosen Program Studi Program Profesi Insinyur, dan tahap kedua dilaksanakan pada hari ini tepatnya jum'at 6 Desember 2019.

 “Visi Indonesia yang di canangkan oleh Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo menyebutkan 5 dan 3 dari 5 tersebut adalah hal yang sangat berkaitan erat dengan ke-Insinyuran, yang pertama Interkoneksi, yang kedua Infrastruktur dan yang ketiga adalah SDM Unggul karena SDM unggul merupakan kunci dari persaingan global,” ucap Dr. Ir. Heru Dewanto, M.Sc (Eng), IPU ASEAN Eng, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

UNMUL sebagai universitas tertua dan terbesar di Kalimantan Timur harus ikut serta dalam pembangunan Infrastruktur Ibu Kota Negara Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini tidak terlepas dari peran dan keikutsertaan para Insinyur yang telah dilantik pada hari ini.

“Maju tidaknya, berhasil tidaknya penataan suatu negara, suatu wilayah serta pembangunan suatu daerah banyak ditentukan dan diprakarsai oleh para insinyur, kami berterima kasih kepada PII membuat terobosan baru, yaitu memberikan sertifikat profesi sebagai bentuk pertanggung jawaban bahwa seorang insinyur boleh melakukkan profesionalitas insinyur apabila sudah melewati tahapan dengan mendapatkan sertifikat profesi insinyur,” Ucap Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si.

Rektor UNMUL berharap dengan membangun Ibu Kota Negara, membangun Negara, membangun provinsi, membangun wilayah terpencil peran para insinyur profesional sangat di tunggu-tunggu dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Indonesia ke depannya.

“Panggilan Ibu pertiwi tidak mengedepankan berapa bayaran, panggilan ibu petiwi mengedepankan bagaimana kita berkontribusi memberi yang terbaik kepada bangsa dan negara, oleh karena itu yakin jangan melihat berapa jumlah bayarannya tetapi yang dilihat bagaimana hasil karya para insinyur bisa dinikmati oleh masyarakat seluruh Indonesia,” lanjutnya.

Turut hadir Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Tadulako Dr. Ir. Sagaf MP, yang juga merupakan salah satu peserta yang dilantik dan diambil sumpahnya pada Pelantikan Profesi Insinyur di UNMUL. “Harapan untuk kita, kiranya dapat menjadi agen perubahan dan agen pembangunan melalui pengembangan kompetensi profesi keinsinyuran berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, diharapkan pula dapat menjadi insinyur yang berdaya saing dan memberi nilai tambah yang tinggi bagi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,” harapnya.

Setelah pengambilan sumpah insinyur kemudian dilanjutkan dengan Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Ir. Rudy Purwondho, MSc, MBA, IPM, ASEAN Eng, Sekretaris Tim Ahli Keinsinyuran Kemendikbuddikti. Dalam salah satu penjelasan materinya dijelaskan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah menyetujui kesepakatan terhadap 8 jenis profesi yang dapat diterima bekerja di kawasan regional ASEAN yaitu Jasa Arsitek, Jasa Ke Insinyur-an,  Jasa Akuntan, Jasa Dentist, Jasa Tenaga Survei Bidang Pengukuran Bumi, Jasa Praktisi Medis/Dokter, Jasa Perawat dan Jasa Tenaga Pariwisata. (hms/rmy)

Foto : Reza Maulana Yusuf

Published Date : 06/12/2019 18:15:00