KAIB ke-14, Rektor UNMUL: Peran KAIB Sangatlah Strategis Turut Mendukung Kemajuan ASEAN


Tuan Rumah KAIB ke-14, UNMUL Hadirkan 120 Partisipan Dari Tiga Negara Pulau Borneo

Universitas Mulawarman (UNMUL) kembali menjadi tuan rumah dalam Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) ke-14 tahun 2023. Kegiatan konferensi ini terpusat di Hotel Bumi Senyiur, Samarinda ini dilaksanakan selama dua hari, pada Rabu hingga Kamis (6-7/9/2023).

Kegiatan KAIB ke-14 tahun 2023 ini mengangkat tema “Pelestarian dan Integrasi Peranan Ilmu dan Amal di Wilayah Nusantara”. KAIB ke-14 ini diikuti sejumlah perguruan tinggi dari tiga negara yang ada di Kawasan Borneo, yakni, Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Kegiatan pembukaan ini dibuka secara langsung oleh Rektor UNMUL, Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU yang ditandai dengan pemukulan gong.

Rektor UNMUL, Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU., mengatakan KAIB ini bertujuan untuk mewadahi partisipan, agar bisa berdiskusi tentang pengembangan keilmuan dan keagamaan yang berada di Pulau Borneo. “Kami menekankan pada pengembangan sejarah di Bumi Kalimantan, serta menjaga keilmuan agama antar tiga negara. Penyelenggaraan KAIB tahun ini merupakan acara tahunan antar tiga negara. Tahun sebelumnya, Malaysia berkesempatan menjadi tuan rumah. Sedangkan tahun ini UNMUL berkesempatan menjadi tuan rumahnya,” sebut  Prof. Abdunnur.

Lebih lanjut, Rektor menjelaskan, melalui kerja sama yang kuat dalam pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi berbagai universitas dan lembaga pendidikan tinggi yang ada di Kepulauan Borneo maka peran KAIB kini sangatlah strategis turut mendukung kemajuan ASEAN. “Pulau Borneo dengan kekayaan sumber daya alam, keanekaragaman flora dan fauna, serta seni dan budaya merupakan pulau terbesar ketiga di dunia yang dihuni masyarakat tiga negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia,” ungkap Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNMUL itu.

“Melalui KAIB yaitu konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Islam Borneo (PPIB) bekerja sama dengan berbagai universitas tiga negara tersebut, para pakar dari berbagai bidang ilmu berkumpul membahas pemikiran dan temuan hasil penelitian yang memiliki keterkaitan dengan konsep dalam ajaran Islam. Penyelenggaraan Konferensi Antarabangsa Islam di Borneo ini akan berdampak bagi kemajuan dunia Islam khususnya di sektor pendidikan di Samarinda,” pinta Prof. Abdunnur.

Prof. Abdunnur berharap rumusan hasil konferensi ini akan menjadi bahan kebijakan bagi pemerintah daerah dan kalau perlu hingga skala nasional, yang tidak kalah penting adalah KAIB juga menjadi wadah kerja sama internasional perguruan tinggi, sekaligus menjadi ajang silaturahmi memperkuat ukhuwah Islamiyah antara masyarakat di negara-negara di kawasan Borneo.

Sementara, Ketua Panitia KAIB ke-14, Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono memaparkan maksud dan tujuan dari Konferensi ini digelar untuk menyatukan pandangan termasuk menguak peran Islam pada perkembangan bangsa yang ada di Borneo secara khusus dan juga luar wilayah Borneo Kalimantan pada umumnya. “UNMUL pada tahun ini berkesempatan menjadi tuan rumah dalam Konferensi Antarabangsa Islam Borneo (KAIB) XIV 2023. Tercatat, sebanyak 120 partisipan dari tiga negara di Pulau Borneo, yakni Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam mengikuti kemeriahan konferensi tersebut,” kata Prof. Agung.

KAIB tahun ini, lanjut Prof. Agung, menghadirkan sejumlah partisipan, yakni Universitas Mulawarman (UNMUL) (Indonesia), UiTM Sarawak (Malaysia), UiTM Sabah (Malaysia), University Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) (Brunei Darussalam), Universitas Lambung Mangkurat (ULM) (Indonesia), University Perguruan Ugama Seri Begawan (Brunei Darussalam), Universitas Tanjungpura, Pontianak (Indonesia), Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) (Indonesia), Universitas Palangka Raya (UPR) (Indonesia) dan IAIN Pontianak (Indonesia).

Prof. Agung menilai, dengan adanya pertemuan dalam konferensi ini, bisa memperkuat tali silahturahmi dari ketiga negara yakni Indonesia, Malaysia, hingga Brunei Darussalam. “Paling tidak, partisipan yang hadir bisa saling berjejaring satu sama lain, dan bertukar ilmu pengetahuan serta pengalaman yang ada,” pungkas Prof. Agung. (hms/zul)

Foto: Hartanto dan Pandu

Published Date : 06/09/2023 22:10:00