Hakim MK Sampaikan Kuliah Umum di UNMUL


Kenalkan Konsep VUCA Kepada Para Mahasiswa, Rektor Inginkan Ada Kolaborasi dan Elaborasi

“Wawasan Kebangsaan di lingkungan Kampus, Tantangan dan Solusinya” jadi tema utama aktivitas akademik dikemas dalam bentuk penyampaian Kuliah Umum yang berlangsung di Ruang Lecture Theater, Gedung Prof. Dr. H. Masjaya., M.Si, Jalan Sambaliung, Kampus Gunung Kelua, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. 

Hakim Mahkamah Konstitusi (MK), Republik Indonesia, Prof. Dr. Arief  Hidayat, S.H., M.S yang menjadi narasumber utama diacara ini memperkenalkan konsep VUCA atau Fog War yang merupakan istilah didunia militer pada tahun 1990an.

VUCA sendiri dijabarkan Hakim Konstitusi ini adalah, Volatility berarti perubahan serba cepat, Uncertainty atau ketidakpastian, Complexity merupakan kompleksitas situasi kondisi yang rumit  tidak bisa diselesaikan secara fragmentaris,

Serta terakhir Ambiguity yaitu, realitas yang kabur, berkaitan juga dengan fleksibilitas keluwesan disampaikan oleh Ketua Mahkamah Konstitusi Periode 2015 hingga 2018 itu, kepada ratusan mahasiswa yang hadir sebagai peserta. Jum’at, (26/05).

Situasi serta krisis yang terjadi dan perlu diantisipasi di Indonesia sekarang ini, dijelaskan oleh Prof. Arief, dimulai dari adanya upaya-upaya yang terstruktur, sistematis, dan masif untuk pelemahan atau penghancuran adat-istiadat dan budaya. Begitu pula terjadinya penghancuran dan pelemahan adat kebiasan yang sudah mentradisi.

“Selanjutnya adalah upaya melupakan peninggalan sejarah juga penggunaan istilah-istilah bahasa baru yang melemahkan Bahasa Indonesia dan bahasa asli setempat,” terangnya.

Meski begitu, Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Diponegoro (UNDIP) itu melanjutkan, terdapat beberapa kompetensi yang dibutuhkan dalam kondisi situasi VUCA. Diantaranya adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang rumit, berfikir dan bertindak kritis, solutif serta selalu kreatif. Adapula aspek besinergi, berkolaborasi, berfikir dan bersikap positif. Kecerdasan emosional agar mampu mengelola hati dan pikiran diri sendiri juga penting dimiliki.

“Kompetensi berikutnya, mampu cepat menilai, dan mengambil keputusan. Berorientasi pada pemberian pelayanan yang optimal sekaligus mudah beradaptasi fleksibel atau luwes. Kemampuan kecerdasan itu tidak bisa dilakukan oleh artificial inteligence, hanya dipunyai oleh human being. Antisipasi society 5.0 tetap berpusat pada manusia,” tegasnya.

Disiarkan secara Live Streaming lewat kanal Youtube UNMUL TV, Rektor UNMUL, Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU menyampaikan, para mahasiswa sebagai kader calon pemimpin bangsa mesti memiliki karakter kebangsaan yang kuat. Sehingga saat menjadi pemimpin nantinya mampu mengendalikan keamanan dan stabilitas negara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Inisiasi kegiatan pada hari ini tentunya kita targetkan bagaimana para generasi muda kita khususnya mahasiswa UNMUL tetap solid dalam bingkai NKRI. Oleh karena itu sangat penting bagi kita bersama pada hari ini mendapatkan kuliah umum yang merupakan best experience dalam hal penguatan wawasan kebangsaan di lingkungan Kampus serta bagaimana tantangan dan solusinya,” katanya sebelum membuka acara secara resmi.

Memahami empat pilar kebangsaan dan mengamalkannya mutak dilakukan para mahasiswa tegasnya. Bhineka Tunggal Ika sampainya, dapat memadukan keberagaman, berbeda namun bisa bersatu. “Perlunya merapatkan barisan, menguatkan rasa kebersamaan dan tentu di dalam kebangsaan yang kuat perlu untuk dimiliki. Atas nama Pimpinan UNMUL mengucapkan terima kasih atas kehadiran Prof. Arief Hidayat,” ujar Rektor.

Bagi mahasiswa, kuliah umum yang diberikan dikesempatan ini sambungnya, tidak hanya menyiapkan sumber daya manusia dengan output yang memiliki intelektual yang tinggi, namun juga dengan iman dan takwa memiliki karakter kebangsaan yang kuat.

“100 lebih mahasiswa yang hadir ini akan menjadi sebuah framework bagi semua mahasiswa di UNMUL. Kegiatan penguatan kebangsaan ini mesti terus diprogramkan melalui BEM KM dan BEM Fakultas. Sehingga kepekaan, solidaritas, nilai – nilai sosial dapat dijunjung tinggi,” pesannya.

Ke depan, Rektor menginginkan akan terbangun program kolaborasi dan elaborasi bersama Mahkamah Konstitusi yang keluarannya adalah meningkatkan nilai – nilai dan karakter kebangsaan bagi kader bangsa secara khusus mahasiswa UNMUL. (hms/frn)

 

Foto: Hartanto

 

Live Streaming KULIAH UMUM bersama Hakim Mahkamah Konstitusi RI

 

Published Date : 26/05/2023 15:17:00