Gunakan Bahan Dasar Tanaman Lokal, Dosen UNMUL Ini Terima Dana Riset LPDP


Penelitian tentang pemanfaatan tanaman lokal untuk obat - obatan menjadi fokus pengembangan Program Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), Universitas Mulawarman (UNMUL). Atas konsistensi tersebut, mengantarkan salah satu Dosen terbaik dari Universitas terbesar dan tertua di Kalimantan Timur (Kaltim) ini menerima pendanaan Riset Inovatif Produktif (RISPRO) dalam ajang Kompetisi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Batch II Tahun 2019 Bagian 2.

Adalah Prof. Dr. Esti Handayani Hardi, S.Pi., M.Si Dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), UNMUL yang berhasil meraih penganugerahan sebagai penerima pendanaan RISPRO LPDP, dengan judul riset “Industrialisasi Produk Antibakterial, Imunostimulan Alami dalam rangka Kemandirian Obat Ikan Nasional”.

Kepastian tersebut berdasarkan SK KEP 89/LPDP/2019, tanggal 29 November, tentang Penetapan Penerima Pendanaan RISPRO Kompetisi LPDP Batch II Tahun 2019 Bagian 2, dan ditetapkan di Jakarta, 03 Desember 2019 lalu. Dikutip dari lpdp.kemenkeu.go.id, pendanaan RISPRO adalah program pendanaan riset baik kompetitif maupun inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan daya saing bangsa melalui komersialisasi produk, teknologi atau implementasi kebijakan tata kelola atau publikasi.

Menjadi salah satu dari sepuluh peneliti se - Indonesia penerima dana riset, dalam deskripsi singkat yang dikirimkan ke Humas UNMUL atas capaian ini, Guru Besar Bidang Ilmu Parasit dan Penyakit Ikan tersebut mengungkapkan, lolos dari seleksi RISPRO yang diadakan oleh LPDP di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia adalah sarana untuk membangun industri teaching di UNMUL, serta sebagai wadah untuk pengembangan produk obat ikan berbahan dasar tanaman lokal. 

“Hal ini sejalan pula dengan visi hilirisasi hasil-hasil riset dari universitas, dengan tujuan menjadi produk - produk yang marketable dan diterima masyarakat,” jelasnya. Ditambahkannya, adapun empat produk unggulan telah diproduksi secara massal dan dipasarkan adalah BIOIMUN, 3 IN 1 BIOIMUN, BIOFEED, BIOSTESI yang telah diproduksi mencapai 600-1000 botol per bulan. 

“Produk ini telah memiliki izin edar dari KKP RI sebagai obat ikan yang aman diproduksi dan didistribusikan. Pemasaran produk ini telah dilakukan baik secara langsung dan tidak langsung melalui https://bioimun.com/, http://www.biofeed.id/, www.minapoli.com, dan https://www.tokopedia.com/khasiatpropolis/bioimun-obat-ikan-lele-rahasia-kesuksesan-budidaya-ikan?utm_campaign=Product%20Share&utm_source=Mobile&utm_medium=Share&_branch_match_id=735740068556243498,” tambahnya.

Diketahui pula bahwa, pemasaran produk BIOIMUN dan lainnya, saat ini memasuki wilayah Pulau Kalimantan maupun daerah luar, seperti Sumatera, Jawa Tengah, Medan, Lampung, Tangerang dan Gorontalo. (hms/frn/ehh/fpik)

 

 

Published Date : 19/12/2019 13:15:00