Pengelolaan tanaman Kratom sebagai salah satu tanaman asli Indonesia yang saat ini digunakan sebagai tanaman herbal dan telah menjadi komoditas ekspor menjadi sebuat potensi. Pengawalan isu Kratom bersama Kementerian dan Lembaga sejak Agustus 2022, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) saat ini sedang melakukan riset integratif dan kolaboratif terutama terkait kandungan Kratom yang direncanakan untuk dilakukan hingga pertengahan tahun 2023.
Atas dasar perkembangan riset dan isu isu terkini tentang tumbuhan Kratom, Universitas Mulawarman (UNMUL) yang memiliki para akademisi berkompeten terkait tanaman dengan nama latin Mitragyna Speciosa Korth itu, bekerjasama dengan Kantor Staf Presiden (KSP) ditunjuk sebagai penyelenggara Focus Grup Discussion (FGD).
Pertemuan akademik ini bertujuan sebagai wahana diskusi dan bertukar pikiran dari berbagai pihak antara pemerintahan, industri atau pengusaha dan masyarakat dalam rangka mendapatkan kesepakatan bersama tentang tumbuhan Kratom.
FGD mengadirkan Staf Presiden Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Brigjen (Purn), dr. Noch T Mallisa, M.Kes, Tenaga Ahli Madya KSP, Dr. Tri Santoso, perwakilan Kementerian dan Lembaga terkait, serta Dekan Fakultas Farmasi UNMUL, Prof. Dr. Laode Rijai, M.Si. dan digelar di Ruang Lecture Theater, Lantai Tiga, Gedung Pro. Dr. H. Masjaya, M.Si, Kampus Gunung Kelua, Kota Samarinda. Senin, (19/12).
Secara virtual, menjadi Keynote Speaker, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P menuturkan, masalah Kratom tidak hanya berbicara soal kesehatan semata. Namun juga, harus dilihat pada aspek ekonomi, sosial dan aspek edukasinya.
“Dikarenakan nilai ekspor Kratom berkisar antara 22 hingga 25 dolar Amerika perdolarnya. Sedangkan dari aspek edukasi, Kratom juga memerlukan riset yang terus – menerus agar kegunaannya semakin bisa ditingkatkan dari waktu ke waktu. Dari sisi ekonomi jika kita bisa meningkatkan produksi Kratom untuk ekspor, tentu hal ini dapat menjadi salah satu pemasukan negara ditengah krisis ekonomi dunia. Dan paling penting tanaman Kratom ini bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat,” pesannya dalam FDG yang disiarkan secara Live Streaming melalui kanal Youtube UNMUL TV.
Memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi, Rektor UNMUL, Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si., IPU menyampaikan, melalui berbagai potensi yang ada diantaranya melalui Fakultas Farmasi UNMUL dan Tim yang berhubungan di FGD ini akan didapatkan referensi untuk menghasilkan kebijakan penting bagi pemerintah.
“Tanaman Kratom sendiri di Kaltim selama ini menjadi sebuah kearifan lokal dan hal ini tentu saja selama ini dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Juga sebagai bentuk dalam meyakinkan diri ke masyarakat bahwa daerah kita memiliki potensi dari sebuah tanaman yang memberikan manfaat yang penting,” tuturnya.
Output dari FGD ini tambahnya, diharapkan dari hasil riset dan isu perkembangan terkini Kratom bisa menjadi rekomendasi penting untuk kebijakan yang diambil secara khusus untuk KSP dan Sekretariat Negara, bahwa Kratom ini sangat penting dikembangkan dengan pilihan sebagai perkembangan ekonomi atau menjadi sebuah tanaman yang harus dijaga dalam sisi pembatasan dalam pemanfaatannya.
“UNMUL dengan Fakultas yang ada, siap mendukung riset maupun hal – hal kaitannya dengan perkembangan Kratom yang ada di Kaltim agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan negara. Tentunya juga dalam rangka pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara pada sisi penguatan ekonomi dengan tanaman Kratom, tentunya harus kita lakukan secara terintegrasi dan bersama,” jelasnya.
Pada kesempatan diskusi, para peneliti UNMUL yang saat ini sedang melakukan riset ilmiah dan ekologi terkait Kratom menyampaikan hasil riset tema terkait yaitu, Kajian Ekologi Tanaman Kratom di DAS Mahakam yang dikemukakan oleh Dr. Medi Hendra, M.Sc. Sementara, Dr. Islamudin Ahmad, M.Si., Apt mempresentasikan Road Map Penelitian Kratom, serta seputar Perkembangan Riset dan Isu terkini tentang tumbuhan Kratom dipaparkan oleh Fajar Prasetya, M.Si., Apt., Ph.D.
Merujuk dari berbagai sumber, tumbuhan Kratom atau Kedamba merupakan tumbuhan famili rubiaceae dan tersebar dibeberapa negara Asia seperti Indonesia, India, Bangladesh, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Bahkan ditemukan dibeberapa Benua Afrika dan Asia Timur.
Tumbuhan ini banyak ditemukan di bantaran sungai dan daerah yang sering tergenang air. Penggunaan secara tradisional adalah untuk mengatasi berbagai penyakit seperti demam, malaria, diare, batuk, hipertensi, diabetes melitus, nyeri otot, dan infeksi cacing. Bahkan secara ilmiah dari beberapa penelitian diketahui memiliki efek farmakologis lainnya seperti anti inflamasi dan antinosiseptik, antiobesitas, analgesik, antipiretik, relaksan, dan lainnya. (hms/frn)
Foto: Hartanto
Live Streaming UNMUL TV
Published Date : 19/12/2022 13:58:00