FGD di Fahutan UNMUL, Bahas Prospek Pengembangan HHBK Minyak Atsiri Kayu Putih


Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Mulawarman (UNMUL) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) mengenai pembahasan prospek pengembangan HHBK minyak atsiri kayu putih pada kawasan hutan dan lahan pasca tambang batubara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Jum’at (18/10).

Kegiatan yang bertempat di Ruang Meranti Fahutan UNMUL ini yang bertindak sebagai narasumber antara lain, R.R Harlinda Kuspradini, Ph.D dari Fahutan UNMUL membahas potensi HHBK Minyak Atsiri di Kaltim, Dr. Noor Khomsah Kartikawati dari Balai Besar Penelitian Bioteknologi Pemuliaan Tanaman Hutan dan Feri Agustian Soleh dari Dewan Atsiri Indonesia.

Sebelum ketiga narasumber tersebut menyampaikan paparannya, acara ini dibuka secara resmi oleh Dekan Fahutan UNMUL Prof. Dr. Rudianto Amirta, S.Hut., M.P mengapresiasi dan penghargaan atas kehadiran bapak atau ibu sekalian, para mitra, para tokoh maupun pengelola KPH, perwakilan KPIH, serta rekan dari perbankan. “Sebagaimana beberapa waktu terakhir yang telah kita dengarkan bahwa hutan telah diberikan mandat atau fungsi yang lebih dari sekedar misalnya kita berbicara mengenai kayu. Sebagaimana yang kita lakukan selama ini lebih banyak ke produknya. Sehingga hari ini dunia kehutanan dituntut untuk mampu melakukan diverifikasi produk, dengan hal-hal yang tentunya bisa memberikan manfaat dari sisi ekonomi dan  buat masyarakat,” tuturnya.

Prof. Rudianto Amirta menambahkan, salah satu yang saat ini cukup signifikan karena memberikan tambahan pemasukan sebagaimana yang selalu kita dengar pemanfaatan minyak atsiri. “Insha Allah pagi ini kita mengikuti berbagai paparan dan perspektif pengembangan minyak atsiri yang bisa kita lakukan dan kontribusikan baik dari pengolahan kawasan hutan yang dikelola oleh manajemen unit maupun KPH di lahan pasca tambang. Mudah-mudahan kita juga mendapatkan perspektif teman-teman perbankan terkait peluang pendanaan dan kelayakannya. Di dalam konteks ini Fahutan UNMUL ingin memberikan sumbangsih pemikiran dan juga bekerja bersama kepada kita semua untuk membangun hutan,” jelasnya.

“Kita semua sadar bahwa hutan adalah nadi dan jantung kehidupan kita bersama untuk masa kini dan masa depan. Salah satu yang kita munculkan adalah memanfaatkan apa yang memang ada di potensi hutan tersebut. Namun, mungkin masih kita kembangkan seperti kosmetik, obat (atsiri). Semoga dari awal kegiatan ini kita bisa menjalin suatu aktualisasi pemanfaatan dan pengembangan atsiri di Kaltim yang secara bisnis bisa memenuhi kelayakan, bisa kita banggakan dan bisa memberikan ruang kehidupan yang baru, tidak hanya buat bisnis tapi juga buat masyarakat yang ada dan terlibat didalamnya,” tegasnya. (hms/zul)

Foto: Sulkarnain

Published Date : 18/10/2019 17:15:00