dr. Natan: Perubahan Perilaku Paling Efektif Tekan Pandemi COVID-19


UNMUL PodCast: Edukasi Vaksinasi COVID-19

Program Vaksinasi merupakan upaya bersama untuk keluar dari masa Pandemi. Meski begitu, resiko tertular virus masih dapat terjadi meskipun telah mendapatkan Vaksinasi jika tidak menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitas keseharian. Harapan – harapan tercapainya tujuan keluar dari Pandemi COVID – 19 ini akan berhasil dilakukan jika masyarakat secara konsisten melakukan Protokol Kesehatan, dikarenakan tidak hanya bisa mengandalkan Vaksinasi semata.  

Hal tersebut disampaikan secara lugas oleh Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Universitas Mulawarman (UNMUL), Dr. dr. Nataniel Tandirogang, M.Si, saat diwawancarai oleh Humas UNMUL dalam kegiatan UNMUL Podcast, Episode “Edukasi Vaksinasi COVID-19”, Senin, (22/02).

“Cara paling efektif menekan Pandemi adalah perubahan perilaku masyarakat dengan disiplin menegakkan protokol kesehatan mutlak diperlukan,” tegasnya.

Tahapan Vaksin sendiri sebutnya, akan dilakukan secara bertahap, dengan target 70 persen penduduk Indonesia dan menentukan skala prioritas. “Untuk tahapan proses penyuntikan Vaksin Corona Sinovac ke masyarakat itu sendiri akan diberikan sebanyak dua kali dengan rentang waktu selama 14 hari. Khusus untuk Lansia setelah penyuntikan pertama akan diberikan lagi selang 28 hari,” tuturnya.

Ketika disinggung mengenai efek samping setelah menerima vaksin, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim tersebut menyampaikan, hingga saat ini belum ada laporan mengenai efek samping yang berat. Namun untuk efek samping ringan tentu saja masih ditemui dan lumrah terjadi. Diantaranya perasaan nyeri didaerah suntikan, demam ringan, letih serta mengantuk.

“Tapi semua itu terjadi hanya dalam skala ringan saja dan bisa terselesaikan gejala tersebut dengan sendirinya dalam kurun waktu satu sampai tiga hari. Semua Vaksin jenis apapun pasti akan menimbulkan dampak seperti itu kepenerimanya dan semua itu masih dalam batasan normal,” tambah dr. Natan, sapaan akrabnya.    

Menanggapi tujuh vaksinasi yang saat ini masih dalam proses uji klinis tahap ketiga, tetapi sudah didistribusikan ke masyarakat, diutarakannya persetujuan penggunaan pada masa darurat (Emergency Use Authorization) atau penerbitan Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah menjadi dasarnya.

Sementara itu, khusus pengembangan produksi Vaksin karya anak negeri yakni Merah Putih Bio Farma dan yang terbaru Vaksin Nusantara, hal ini diakuinya memiliki keunggulan dan kelemahan masing – masing serta harus diapresiasi bersama.

Lebih jauh, civitas akademika UNMUL harapnya berperan besar dalam mensukseskan program vaksinisasi ini serta dapat bekerjasama dengan semua pihak yang terkait. (hms/frn)

Published Date : 22/02/2021 23:59:00