Rektor Unmul: Merupakan Bentuk Kecintaan Terhadap Tanah Air
Mengantisipasi berkembangnya paham radikalisme khususnya di lingkungan Kampus, PTN se Kalimantan yang tergabung dalam Kalimantan Universities Consortium (KUC),menandatangani deklarasi anti radikalisme. Universitas Mulawarman (Unmul) yang tergabung dalam konsorsium ini tidak ketinggalan mengikuti kegiatan yang pelaksanaannya terpusat di Universitas Borneo Tarakan (UBT), Kamis, (08/06) tersebut.
Rektor Unmul, Prof. Dr. H. Masjaya., M.Si bersama Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak, diikuti beberapa Rektor maupun pimpinan dari Perguruan Tinggi lain di Provinsi Kalimantan Utara menandatangani naskah deklarasi yang berisi pernyataan untuk menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Undang-Undang Dasar 1945, menjaga semboyan Bhineka Tunggal Ika dan kerukunan umat beragama, melarang berbagai bentuk kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila, anti NKRI, intoleransi, radikalisme dan terorisme, melakukan pencegahan dan pemberantasan dalam penyalahgunaan dan peredaran narkotika, precursor dan zat adiktif lainnya, serta menanamkan nilai cinta tanah air dan bela Negara.
“Deklarasi yang dilakukan hari ini adalah bentuk kecintaan kita terhadap tanah air, sehingga hari ini semua komponen terutama perguruan tinggi yang mencoba menguatkan barisan dalam bentuk mengantisipasi. Karena tidak menutup kemungkinan paham - paham radikalisme justru masuk di ranah pendidikan termasuk pendidikan tinggi,” jelas Rektor Unmul.
Dengan kegiatan serimonial deklarasi ini, menurutnya, ke depan para Rektor dan seluruh jajaran akan mencoba mengantisipasi segala hal sehingga posisi mahasiswa tidak akan terpengaruh akan hal tersebut dan tetap fokus pada penyelesaian pendidikan.
Di dalam ruangan yang sama Menristek Dikti sebagai narasumber utama turut pula memberikan kuliah umum bertopik Mencegah Radikalisme dan Membangun Reputasi Indonesia dalam Masyarakat Global dengan peserta ratusan mahasiswa UBT dan beberapa Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Kalimantan Utara. Dialog dengan agenda percepatan kemajuan PTN se Kalimantan disampaikan pula dalam acara di Gedung Rektorat UBT itu.
Permasalahan bangsa saat ini menurutnya adalah kurangnya rasa cinta tanah air yang menimbulkan paham-paham radikalisme, intoleransi yang salah satu pemicunya adalah karena kurang siapnya menghadapi era globalisasi dan pengangguran sarjana.
“Aktivitas dunia maya atau penggunaan medsos yang tidak sewajarnya juga dapat menyebabkan kepentingan apa saja untuk mendapatkan keuntungan atau merusak dan memicu konflik,” katanya. Menteri juga memberikkan tips kepada mahasiswa agar bisa sukses dengan tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
Khusus untuk kerjasama antara Unmul dengan UBT dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Mantan Pembantu Rektor Universitas Diponegoro Semarang itu menyatakan dukungan penuh agar kerjasama yang sudah tertuang dalam nota kesepahaman antar dua lembaga itu dapat terwujud dengan baik.
“Sebagai PTN baru, kami akan mendukung penuh untuk para dosen di UBT yang ingin melanjutkan jenjang studinya di Unmul. Sebagai universitas yang lebih mapan, kami harap Unmul dapat menjadi pendamping yang baik untuk UBT demi kemajuan kualitas pendidikan di pulau Kalimantan,” tegasnya.
Dalam pertemuan ini hadir mendampingi Menteri Direktur Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek Dikti, Prof. Intan Ahmad, Ph.D. Tampak pula Sekprov Kaltara, serta para Rektor dari Universitas Borneo Tarakan, Universitas Tanjung Pura, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Mulawarman, Universitas Palangkaraya, Universitas Balikpapan, Ketua STIE Bulungan Tarakan, dan beberapa pimpinan Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Kalimantan Utara. (hms/frn)
Published Date : 08/06/2017 23:59:00