Dekan Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Mulawarman (UNMUL), Prof. Dr. Rudianto Amirta, S. Hut., MP, menegaskan transformasi dari hutan tanaman menjadi hutan tropis alami akan menghasilkan beberapa perubahan.
Hutan hujan tropis sebutnya, akan memiliki keberagaman spesies yang tinggi dan kemampuan untuk menyimpan air serta menjadi tempat di mana tanaman dapat tumbuh untuk menunjang kehidupan hewan di sekitarnya. Hal ini diutarakan alumni Kyoto University itu, seperti dikutip dari antaranews.com dalam acara Diskusi Paviliun Indonesia di kegiatan KTT Perubahan Iklim PBB atau COP-27 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Sharm El Sheikh, Mesir, yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Senin, (07/11) malam.
"Kami berharap dapat melakukan transformasi hutan tersebut dari hutan tanaman menjadi ekosistem hutan hujan," ujarnya. Untuk melakukan hal itu, kata dia, dipertimbangkan penggunaan 25 famili tumbuhan dan genus hutan hujan dipterokarpa dataran rendah yang banyak ditemukan di Kalimantan Timur khususnya di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Dirjen Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Dyah Murtiningsih menyebutkan, vegetasi yang ditanam di area IKN menggunakan beberapa jenis tanaman termasuk jenis endemik dan tumbuhan asli di wilayah sekitar IKN.
"Tipe tanaman yang akan ditanam adalah spesies endemik, spesies asli, penangkal nyamuk, dan tanaman yang menjadi konsumsi hewan," katanya di pertemuan yang sama.
Diketahui, pengembangan IKN mengusung konsep Forest City, mempertimbangkan manajemen lanskap dan biodiversitas sehingga dapat kembali menjadi habitat alami flora dan fauna endemik wilayah di Kalimantan Timur.
Dilanjutkannya, Pemerintah saat ini sedang mendorong rehabilitasi hutan dan lahan di wilayah sekitar IKN. Sebelumnya, wilayah itu dipenuhi oleh tanaman monokultur dan jenis vegetasi industri seperti eukaliptus.
"Rehabilitasi hutan dan lahan akan melibatkan komunitas lokal untuk mengembalikan kawasan hutan monokultur tersebut menjadi hutan hujan tropis dengan ragam vegetasi," katanya.
Dyah mengatakan total wilayah di Area Inti Pemerintah Pusat yang rencananya ditargetkan menjalani transformasi sampai 2023 adalah 984 hektare dari 4.600 hektare yang ditargetkan selesai pada 2024. "Saat ini, proses rehabilitasi hutan dan lahan untuk transformasi itu masih berlangsung dengan target area 917 hektare sampai dengan akhir 2022," tutupnya. (antaranews.com/hms/frn)
Published Date : 08/11/2022 21:43:00