Kisah Inspiratif Dosen Produktif di FH UNMUL
“Setiap detik yang kita miliki, jadikan diri kita manusia yang bermanfaat buat semua dimanapun. Yang lalu bukan milik kita, dan ke depan belum tentu milik kita. Mari memberi manfaat dan berdampak pada orang lain. Dalam setiap aktivitas sertakan Tuhan dan Doa Orangtua, serta Suami,”.
Diksi kutipan bermakna tersebut tersaji dalam satu buku best seller yang dihasilkan salah satu Dosen di Fakultas Hukum (FH) Universitas Mulawarman (UNMUL), sebagai moto hidup sekaligus motivasi bagi para pembacanya. Adalah Dr. Siti Kotijah, S.H., M.H bersedia memberikan waktu luangnya saat disambangi Humas UNMUL medio bulan Maret, untuk berbagi cerita dan ide – ide inspiratif.
Alumni Program Magister dan Doktor di FH, Universitas Airlangga, Surabaya tersebut mengakui, proses rutin menulis dimulai dari pada tahun 2005, saat itu tulisan yang dibuat masih terkesan asal – asalan. Momentum pun ditemukan saat studi S2 ketika bertemu oleh seorang editor Media Massa yang membimbing bagaimana cara menulis artikel yang baik dan rutin sebanyak dua halaman.
“Semenjak saat itu setiap minggu kami selalu menulis artikel – artikel. Dari 2008 hingga 2012 tidak terasa saya sudah menulis 250 artikel yang merupakan hasil riset saya selama berada di Kaltim dan Kaltara dan terpublikasi di portal gagasan hukum dan blog pribadi saya sendiri. Setiap melakukan riset sesuai bidang saya selalu ada yang saya hasilkan dalam sebuah tulisan seputar hukum lingkungan dan sumber daya alam dan itulah yang menjadi asal mula saya gemar menulis,” kenangnya.
Sempat berhenti menulis artikel ditahun 2012, karena lebih konsen menjalani studi S3 serta saat itu adanya aturan ketat mengenai autoplagiat untuk Disertasi, mengharuskan Istri dari Evans Sofanus, SE., ST ini berhenti sejenak menulis artikel dan beralih menulis jurnal, prosiding atau mempublikasikan call for paper. “Karena hal tersebut mendukung dan berkaitan dengan Disertasi saya,” sebutnya.
Terbitan Buku Pertama di Tahun 2010
Ditahun 2010, Kotijah yang pernah menjabat sebagai Staf Ahli Hukum di Bidang Akademik pada Dinas ESDM Provinsi Kalimantan Timur, menerbitkan buku pertamanya yang merupakan hasil Tesis meskipun di tengah banyaknya kritikan. “Saya merupakan Dosen yang anti powerpoint dalam penyampaian kuliah, saya selalu membuat Buku Diktat selama menjadi Dosen. Setiap saya mengajar saya akan menghasilkan tulisan 15 sampai 30 halaman yang saya save setiap minggunya dan akhirnya jadilah sebuah Buku Diktat,” serunya.
Karena Buku Diktat dianggap memiliki nilai esensi yang kurang, maka di tahun 2017, ia memutuskan mencoba mengikuti seleksi Buku Ajar yang diadakan Dikti. “Hal ini menjadi pengalaman baru karena membiasakan saya membuat Buku Ajar. Dikarenakan Buku Ajar memiliki sistematika tersendiri, disitulah saya terus menulis dan mengikuti berbagai kompetisi dengan bahan – bahan yang saya miliki,” urainya.
Semakin Temukan Passion Menulis di Pandemi Covid-19
Aktivitas yang terbatas dikarenakan pandemi dan mengharuskan banyak melakukan aktivitas di rumah, menjadi berkah dan hikmah tersendiri baginya karena semakin banyak waktu untuk menulis. “Dan tidak terasa di tahun 2022 ini saya telah menghasilkan total 41 Buku sejak tahun 2010 lalu,” ungkapnya.
Kebiasaan menulis pun, turut diimplementasikan kepada mahasiswanya melalui kolaborasi hasil kajian ilmiah misalnya menjadi Buku Chapter dan lainnya.
“Prinsip saya selama menjadi Dosen harus ada goal nya, kalau tidak sebuah jurnal menjadi Buku Chapter yang bersumber dari berbagai tugas kuliah para mahasiswa dan buku – buku tersebut pun ternyata laku dipasaran dan layak dibaca orang,” tegasnya.
Menjadi Dosen Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di tahun 2022 dirinya berhasil menerbitkan sebuah Modul. Berjudul Modul Hukum Adat, di dalam Buku Ini diuraikan bagaimana cara mengajar selama menjalankan Program MBKM Kemendikbudristek. Menurutnya, semua materi kuliah harus dibukukan dan memperbanyak literasi,
“Mungkin pertama di Indonesia yang menerbitkan Modul di dalam Buku ini lengkap semuanya, untuk ke depan harus terus menghasilkan produk ilmiah,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, tujuannya saat ini selama menerbitkan buku bukan sekedar memperoleh keuntungan semata namun ada pesan moralitas di dalamnya. “Saya sedih melihat mahasiswa hanya mengcopy paste jurnal tapi tidak ada referensi buku sebagai rujukan,” sebutnya.
“Saya memiliki target setiap minimal tiga bulan sekali ada produk buku yang dihasilkan. Menulis adalah bagian dari hidup saya. Sejak tahun 2005 saya dinyatakan sebagai Dosen di UNMUL ada seorang teman berpesan agar menjadi seorang Dosen harus wajib menulis. Jika tidak lebih baik terjun ke laut saja. Disitulah saya terpacu hingga saat ini. Perkayalah literasi di lingkungan Kampus,” ungkapnya diselingi tawa saat mengenang pesan tersebut.
Diakhir perbincangan santai bersama Humas UNMUL dikediamannya, Kotijah berpesan pandangan sebelah mata tidak menghalangi tekadnya untuk terus menulis dan hal itu menjadi tantangan tersendiri.
“Pesan untuk mahasiswa dan civitas akademika. Saya rasa untuk rumpun Humaniora sudah saatnya Dosen jika memberikan tugas mata kuliah tidak berbasis makalah semata, akan tetapi berbasis pada problem research, yang ada disekitarnya. Kemudian saat melakukan analisa merujuk pada jurnal, e-book dan sejenisnya. Itu pointnya dan terpublisher,” tutupnya sembari mengatakan target pribadi dalam waktu dekat adalah memiliki karya ilmiah terindeks scopus dan mendapatkan hibah penelitian. (hms/frn)
Link terkait:
https://scholar.google.co.id/citations?user=x0LRsYsAAAAJ&hl=en
https://www.lulu.com/search?adult_audience_rating=00&page=1&pageSize=10&q=kotijah
https://repository.unmul.ac.id/handle/123456789/2204/browse?type=author&value=Kotijah%2C+Siti
Published Date : 16/03/2022 15:38:00