Mengundang para peserta dari beberapa unsur, Unit Layanan Strategis (ULS), Badan Kajian Pancasila dan Kenegaraan (BKPN), Universitas Mulawarman (UNMUL), berhasil menggelar sebuah Workshop Penyusunan Materi Buku: Ideologi dan Karakter Pancasila di Hotel Midtown, Kota Samarinda.
Jum’at, (31/01) hingga Sabtu, (01/02) peserta dibekali informasi seputar ideologi pancasila dan revitalisasi pendidikan karakter kebangsaan. “Dasar kegiatan ini bermula dari rasa keresahan kami terhadap penguatan ideologi di lingkungan kampus. Organisasi ini memiliki visi untuk menumbuhkembangkan ideologi Pancasila,” tegas Dr. Suryaningsih, S.Pd., M.Pd sebagai Ketua Panitia Acara.
Ideologi Pancasila tambahnya, menjadi pemersatu seluruh perbedaan dan menjadi karakteristik bagi bangsa Indonesia. Ia berharap agar nilai – nilai Pancasila tetap ada hingga saat ini. Hingga membentuk cara berpikir yang kemudian terimplementasi dalam kehidupan sehari – hari. “Pancasila adalah solusi dari segala tindakan kita,” sebutnya.
Dalam laporannya, Koordinator Prodi PPKN, FKIP itu menyatakan, acara ini bertujuan merangkul para pemerhati ideologi Pancasila sebagai peserta untuk mengkaji bersama beberapa materi dari narasumber. “Harapannya para peserta bisa mengikuti workshop dengan baik dan output pada aktivitas ini sebagai sebuah rekomendasi terbitnya sebuah buku yang mengarah pada ideologi Pancasila dan dapat terwujud dalam kehidupan kita,” tambahnya.
Ketua BKPN UNMUL, Mohamad Ridwan, M.Si menegaskan, BKPN mengajak para peserta untuk bisa menerbitkan sebuah buku dengan gaya bahasa yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Selain itu, di waktu mendatang dirinya mengusulkan agar membentuk kegiatan mentoring Pancasila yang melahirkan cendikiawan berwawasan atau berideologi Pancasila. “Pancasila merupakan common sense dan kita berdiri atas dasar yang sama,” katanya.
Sedangkan di sesi penyampaian materi, panitia menghadirkan Dr. Mohamad Anas, M.Phil dari Universitas Brawijaya yang memaparkan Peluang dan Tantangan Pancasila di Era Digital dalam Pembentukan Karakter.
Dosen Magister Ilmu Sosial FISIP dan Sekretaris Pusat MPK Universitas Brawijaya tersebut mengulas beberapa persoalan yang terkait dengan karakter di Perguruan Tinggi meliputi intoleransi, ekstrimisme, politik identitas, narkoba bahkan korupsi yang berimplikasi pada rendahnya nalar kritis dan kreatif. Tiga dimensi karakter berbasis Pancasila diutarakannya, yaitu dimensi moral rasional, dimensi sosial atau komunitas, serta dimensi individual.
“Dimensi moral rasional adalah nilai – nilai transcendental, bersifat reflektif. Dimensi sosial berhubungan dengan relasi individu dengan lainnya. Sementara dimensi individual yakni aspek antropologi pendidikan karakter,” paparnya.
Diruangan yang sama delegasi dari Bandiklat Provinsi Kaltim, Dr. Fitriansyah, ST., MM tampak pula menyampaikan pembahasan berjudul Pembudayaan dan Kontekstualisasi Pancasila dalam Perspektif Lokalitas dan Historisitas. Workshop ini dibuka secara resmi, Tim Pengarah dan Tim Ahli, Dr. Iman Surya., M.Si. (hms/frn)
Foto: Firdan Farezal dan Sulkarnain
Published Date : 02/02/2020 23:59:00