Fakultas Kehutanan (Fahutan), Universitas Mulawarman (UNMUL), bekerjasama dengan Dewan Daerah Perubahan Iklim (DDPI), Kalimantan Timur (Kaltim) menyelenggarakan Kuliah Umum bertema "Peluang dan Tantangan Implementasi Reducing Emissions from Deforestation and Degradation (REDD+) di Indonesia: Pembelajaran Program Penurunan Emisi di Kalimantan Timur" sebagai sarana berbagi pengetahuan dan pengalaman lapangan dalam pengelolaan lingkungan.
Gedung Bundar Kehutanan (GBK), Fahutan UNMUL, menjadi tempat kegiatan ilmiah ini yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup, Dr. Ir. Ruandha Agung Sugardiman, M.Sc dan Gubernur Kaltim yang diwakili Saur Parsaoran, T.S.Pi, MEMD dari Bappeda Kaltim sebagai narasumber utama kuliah umum yang dimoderatori Ketua Harian DDPI Kaltim, Prof. Dr. Ir. H. Daddy Ruhiyat., M.Sc. Tampak pula diruangan yang sama, Rektor UNMUL yang diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik UNMUL, Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono, Selasa, (12/11).
Dalam konteks penurunan emisi melalui mekanisme REDD+, pada tahun 2015 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menunjuk Provinsi Kalimantan Timur sebagai Provinsi pilot pelaksanaan program FCPF Carbon Fund. FCPF-Carbon Fund, merupakan program REDD+ dengan perolehan insentif yang dibayarkan berbasis kinerja penurunan emisi atau Result Based Payment.
Hal ini dijelaskan Wakil Dekan Bidang Keuangan dan BMN Fahutan UNMUL, Dr. Ir. Wahjuni Hartati., MP yang dalam kesempatan ini mewakili Dekan Fahutan. Dua hal penting dalam kegiatan ini sebutnya, hal pertama adalah keberadaan hutan yang tersisa, dan hal selanjutnya yakni bila program ini berhasil tentu saja akan didapatkan berbagai keuntungan yang diberikan kepada pelaku usaha.
Masyarakat Kaltim urainya, tentunya berbangga karena menjadi penduduk dunia yang turut andil mengambil peran dalam menjaga lingkungan, terutama Fahutan UNMUL yang saat ini memilki tiga program studi di berbagai jenjang bisa mengambil bagian di program – program yang akan dilaksanakan pemerintah.
“Setiap tahun Fahutan UNMUL berpastisipasi melalui mahasiswa kami mengikuti berbagai praktek kerja lapangan di perusahaan – perusahaan. Kiranya ke depan mahasiswa kami bisa lebih menggali pengalaman terutama dalam aktivitas yang bisa bermanfaat bagi Provinsi Kaltim. Fahutan selalu ingin turut serta di semua kegiatan yang berkaitan dengan perubahan iklim untuk kemanfaatan daerah maupun bagi Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UNMUL, Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono mengingatkan akan pentingnya melakukan antisipasi terhadap perubahan iklim. Saat ini saja diakuinya, sudah sulit memprediksi iklim, yang merupakan salah satu bukti bahwa perubahan iklim sudah terjadi
“Saat ini kita cenderung merespon dampak dari perubahan iklim itu sendiri, atau mengantisipasi resiko. Tetapi sesungguhnya jika disadari akan menjadi langkah yang terlambat untuk bisa menyelesaikan masalah perubahan iklim itu sendiri. Apalagi masalah perubahan iklim itu sendiri sangatlah kompleks,” pungkasnya.
Oleh karena itu, tegas alumnus Hamburg University ini, kegiatan akademik kali ini diharapkan mampu memberikan informasi terkini terkait peluang dan tantangan implementasi REDD+ di Indonesia agar bisa memberikan pemahaman dan wawasan kepada peserta yang hadir serta masyarakat luas. Sekaligus membahas berbagai isu dan rumusan strategis terkait perubahan iklim dan peran perguruan tinggi dalam program penurunan emisi. (hms/frn)
Published Date : 12/11/2019 23:59:00