Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) beserta jajarannya melakukan kunjungan ke Universitas Mulawarman (UNMUL), Rabu (10/6). Kunjungan itu berlangsung di Ruang Rapat Lantai III Rektorat UNMUL dalam rangka menjajaki kerja sama antar kedua belah pihak.
Kedatangan Ketua Bawaslu Kaltara, Suryani, S.E., M.Pd yang didampingi para komisioner dan jajarannya disambut langsung oleh Rektor UNMUL yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (Humas), Dr. Ir. Bohari Yusuf, M.Si yang didampingi Dekan Fakultas Hukum, Dr. Mahendra Putra Kurnia, S.H., M.H, serta Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas, Kepala Sub Bagian Kerja Sama dan Kepala Sub Bagian Humas.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Humas, Dr. Ir. Bohari Yusuf, M. Si mengatakan bahwa UNMUL yang telah berdiri sejak tahun 1962 sudah cukup dewasa ini telah memiliki 13 fakultas ditambah Program Pascasarjana. “Disamping itu, UNMUL memiliki 2 lembaga yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) dan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M). Ada 7 Unit Pelaksana Teknis (UPT), selain itu ada Unit Layanan Strategis (ULS). Jadi itulah sumber daya yang dimiliki UNMUL,” paparnya.
“Apa yang Bawaslu Kaltara perlukan lengkap sudah ada di UNMUL. Oleh karena itu, kami siap bekerja sama baik itu di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat termasuk mensupport Bawaslu Provinsi Kaltara apapun yang diperlukan,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Provinsi Kaltara, Suryani, S.E., M.Pd mengatakan kami berniat ke Kalimantan Timur (Kaltim) ini sudah direncanakan lama dan alhamdulillah dengan terbentuknya dengan 3 pimpinan yang baru bisa berkunjung ke UNMUL. “Kami sangat berbangga dan berbahagia bisa diterima di UNMUL tentunya masih tetap kami katakan UNMUL sebagai universitas kebanggan kami selain kami punya Universitas Borneo Tarakan (UBT). Kami tidak memungkiri bahwa alumni-alumni UNMUL itu masih mengisi baik birokrasi sipil di Kaltara,” tuturnya.
“Kaltim dan Kaltara ini belum bisa kita pisahkan secara geografisnya karena masih tersambung, apalagi dalam hal politik. Saya rasa masih banyak pakar-pakar politik yang dari Kaltim baik akademisi maupun politisi yang sudah bertautnya di Kaltara. Sehingga secara psikologis kehadiran para ilmuan di Kaltim ini memang kami butuhkan,” pungkasnya. (hms/zul)
Foto: Sulkarnain
Published Date : 10/06/2020 15:31:00