Pusat Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) Universitas Mulawarman (UNMUL) menyelenggarakan pelatihan pendidikan karakter pancasila. Acara yang dilaksanakan di Ruang Rapat Lantai III Rektorat UNMUL, Jum’at (31/08) dihadiri oleh para dosen MPK melalui Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) serta mahasiswa.
Kepala Pusat MPK UNMUL Mohammad Ridwan, M.Si, menjelaskan MPK ini difokuskan berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 15 tahun 2014 tentang pendidikan tinggi. MPK hanya dibebankan empat mata kuliah, antara lain mata kuliah Pendidikan Agama (semua agama resmi di Indonesia), mata kuliah Pendidikan Pancasila (dulu pancasila dan kewarganegaraan jadi satu), mata kuliah bahasa Indonesia dan mata kuliah Kewarganegaraan dan ini wajib berdasarkan UU bukan keputusan menteri.
Namun tahun 2016, lanjut Mohammad Ridwan, M.Si, nomenklatur istilah MPK itu lebih dominan dengan penyebutan MKWU, dan wajib dilaksanakan berdasarkan edaran menteri tahun 2016 wajib semua Program Studi (Prodi) harus melaksanakan empat mata kuliah ini. “Jadi subtansinya tetap empat kuliah namun penyebutan idealisasi nomenklaturnya berubah dari MPK dan menjadi MKWU. Dulu orang mengistilahkan MKWU itu selain empat mata kuliah ini, ada juga mata kuliah Ilmu Filsafat, ada bahasa Inggris, Ilmu Kealaman Dasar serta Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,” paparnya.
“Kenapa pancasila ini menjadi tema yang sangat sentris dan menjadi sangat seksi karena kita tau, survei terakhir dikonggres Pancasila ke-X minggu lalu, kebetulan saya hadir disana, Menteri Luar Negeri menyampaikan berdasarkan data dan riset, mahasiswa yang masuk di era milenial atau generasi milenial ini banyak yang tidak tau Pancasila bahkan anti Pancasila bahkan keinginan untuk mengganti ideologi Pancasila itu sampai 70 persen. Maka dengan adanya kursus penguatan karakter Pancasila ini kita bisa menemukan beberapa format-format baru yang kemudian kita bisa kembangkan ke dalam bentuk perkuliahan, baik itu dalam bentuk penyampaian materi maupun penerapan mentalititas Pancasila,” urai Mohammad Ridwan, M.Si.
Kegiatan ini di buka oleh Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu UNMUL, Prof. Dr. Ir. Agus Sulistyo Budi. “Semoga di MPK ini menjadi satu kekuatan dalam menciptakan karakter outcome kita. Sebab bagaimanapun kepintaran yang kita miliki kalau tidak bisa mempunyai karakter yang baik maka akan percuma. Hal ini kita rasakan bahwa di UNMUL juga sedikit banyak mempunyai problema ini. Dan saya mengharapkan adik-adik mahasiswa yang ikut kursus penguatan karakter Pancasila ini bisa memberikan warna dan jadi contoh serta pelopor di dalam membangun sumber daya manusia sebagai produk dari pendidikan, “ujar Prof. Agus
Sementara, narasumber dari kursus penguatan karakter Pancasila yaitu Dr. Mohamad Anas, M.Phil yang merupakan dosen dari Universitas Brawijaya. Dalam paparan Dr. Mohamad Anas menjelaskan fungsi pokok Pancasila pada awal kelahirannya adalah sebagai dasar negara, atau fondasi dasar bagi bangunan rumah kebangsaan bernama Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Ibarat sebuah bangunan rumah, Pancasila diciptakan sebagai fondasi yang kuat, agar rumah kebangsaan bernama Negara Indonesia tersebut dapat kokoh dan abadi, serta menjadi tempat perlindungan bagi setiap warganya. Negara akan “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”. Meminjam analogi Arnold Toynbee, membangun negara dan peradaban tanpa didasari prinsip-prinsip rohaniah dan transendental yang kuat ibarat membangun bangunan istana pasir yang rapuh,” ucap Koordinator Pendidikan Pancasila Universitas Brawijaya ini.
“Kesadaran akan pentingnya dasar rohaniah semacam ini menjadi konteks awal lahirnya Pancasila. Dalam hal ini, Pancasila didudukkan sebagai dasar negara yang kuat, atau sering disebut juga dasar falsafah negara (philosofische grondslag). Selain itu, Pancasila juga memuat fungsi ideologis bagi bangsa Indonesia sebagai prinsip-prinsip dasar pandangan terhadap dunia (weltanschauung) yang memandu perjalanan bernegara ke arah cita-cita masa depan,” sebutnya. (hms/zul)
Published Date : 31/08/2018 17:16:00