Kumpulkan Sapi Gunakan Helikopter


Di Australia, Mahasiswi UNMUL Pelajari Industri Peternakan

Dua Mahasiswi Universitas Mulawarman (UNMUL), dari Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian meraih kesempatan menimba ilmu hingga ke Negara Australia setelah melewati beberapa rangkaian tes. Adalah Mita Sari dan Alvirgin Debora Bahihi melalui Email yang dikirimkan ke Humas UNMUL, mereka mendeskripsikan kisah perjalanan akademiknya di Negeri Kangguru tersebut.

Dari program kerjasama antara Pengurus Besar Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (PB ISPI) dengan Indonesia Australia Pastoral Industry Program (NIAPP) bersama Northern Territory Cattlemens Association (NTCA), Australia, keduanya mengikuti program magang mahasiswa perternakan Indonesia serta mempelajari sistem industri peternakan yang baik terutama sapi potong dari Australia.

Selama 10 minggu, beberapa materi pelatihan yang diberikan meliputi pengendalian ternak, kesejahteraan hewan, menunggang kuda dan keselamatan kerja di Northern Territory. Delegasi kemudian ditempatkan pada stasiun-stasiun ternak di Australia Utara selama enam minggu lebih untuk mendapatkan pengalaman langsung dari kehidupan peternakan dan meningkatkan keterampilan penanganan dan peternakan dari mahasiswa.

Program ini dirancang untuk memberikan pembelajaran praktis, pembelajaran langsung, pengembangan hubungan dan pertukaran budaya antara industri sapi potong Indonesia dan Australia Utara. Dalam aktivitas ini, Mita dan Alvirgin ditempatkan di stasiun peternakan yang berbeda, sehingga mereka dapat membandingkan kondisi peternakan masing – masing. Mita mendapatkan tempat di Cave Creek Station, Mataranka Northern Territory Australia, sedangkan Alvirgin berada di Newcastle Waters Station.

“Sangat bersyukur, bangga, dan  senang. Di sana kami mempelajari setiap proses seperti mengumpulkan sapi dalam  satu tempat menggunakan helikopter, menggiring sapi dengan kuda dan lainnya,” ungkap Mita.

Keduanya berharap program ini ke depan dapat memberikan dukungan pada persediaan pangan dalam negeri, sekaligus memberikan manfaat besar bagi perkembangan industri peternakan dan pembudidayaannya, serta memanfaatkan keunggulan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang ada sehingga mempunyai daya saing dalam pasar global.

Industri peternakan masa depan khususnya di Indonesia tambahnya, harus memiliki pemahaman dan responsif terhadap perubahan global, antara lain perubahan iklim, ilmu pengetahuan dan teknologi, jaminan produksi peternakan yang bermutu, perkembangan pasar dan ekonomi global.

“Kami juga berharap di kampus bisa diberikan wadah untuk sharing baik dengan mahasiswa, dosen, maupun dinas terkait agar peternakan di Kalimantan timur bisa lebih baik,” harapnya. (*mita/hms/frn)

Published Date : 25/09/2018 15:14:00