Kontribusi kajian ilmu dari para akademisi Universitas Mulawarman (Unmul) di tingkat nasional semakin bertambah. Kali ini para dosen Unmul terlibat aktif sebagai peserta Rembuk Nasional 2017 untuk bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Rembuk Nasional 2017 bertujuan untuk mendalami sekaligus mengkritisi capaian tiga tahun Pemerintahan Jokowi-JK.
Di bawah arahan Rektor Unmul, Prof. Dr. H. Masjaya., M.Si, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono, Dekan Fakultas Kehutanan (Fahutan), Dr. Rudianto Amirta., MP serta dua Guru Besar Fahutan Unmul, Prof. Dr. Ir. H. Wawan Kustiawan., M.Agr, juga Prof. Dr. Ir. Deddy Hadriyanto., M.Agr menyampaikan beberapa gagasan yang akan menjadi masukan bagi Pemerintah dalam bidang ini. Senin, (23/10).
Diikuti 15 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia yang mengkritisi beberapa topik berbeda. Sebelumnya, di kampus Fahutan Unmul terlebih dahulu dilaksanakan Rembuk Daerah bertema “Memperjuangkan Masa Depan Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang Lebih Baik”.
Pada puncak acara ini, Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo hadir di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta untuk menerima laporan hasil Rembuk Nasional 2017 sekaligus memberikan pengarahan untuk tindak lanjut. Menggunakan kemeja putih, Presiden berharap Indonesia bisa berkembang dan menjadi negara maju. Mengobarkan semangat, ide dan gagasan untuk kemajuan negara.
Namun begitu, kemajuan negara Indonesia harus dibarengi dengan inovasi yang mengikuti perkembangan dunia. Misalnya pada aspek digitalisasi. “Secepat-cepatnya kita harus berubah dan semua sektor kita harus berani merubah ke arah yang lebih baik, karena banyak dari kita yang belum sadar,” imbuhnya.
10 hingga 15 tahun mendatang menurut Presiden, akan terjadi lanskap politik global, lanskap ekonomi global yang berubah, juga perubahan pada interaksi sosial. “Inilah yang harus diantisipasi oleh kita semua,” harapnya.
Ketua Dewan Pengarah Rembuk Nasional, Mayjen Pol (Purn), Drs. Sidarto Danusubroto, S.H mengatakan, forum ini bertujuan menganalisa data dari capaian-capaian yang sudah digapai pemerintah, kemudian di analisa dan di kritisi. “Antusiasme dari PTN sangat luar biasa. Terdapat kritik-kritik yang konstruktif. Pemerintah terbuka untuk dikritisi, karena memang tidak ada pekerjaan yang sempurna,” terang Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu.
12 bidang pembangunan dan masalah nasional yang tersaji dalam Rembuk ini menurutnya, perlu mendapat perhatian khusus untuk dapat diusulkan sebagai bahan perbaikan dan percepatan untuk dua tahun ke depan. Keluaran dari Rembuk Nasional 2017 ini akan dikemas sedemikian rupa untuk dapat dikomunikasikan kepada publik secara cerdas. Peserta Rembuk Daerah dan Rembuk Nasional adalah para akademisi, pakar, praktisi, anggota parlemen, masyarakat dan media. (hms/frn)