Rektor: Kekuatan Ekonomi Regional Tingkatkan Stabilitas Ekonomi Nasional
Stabilitas ekonomi nasional harus dimulai dengan memperkuat ekonomi regional baik melalui percepatan pembagunan dalam bentuk pemerataan aksesibilitas terhadap infrastrukur, mendorong diversifikasi sumber pertumbuhan daerah maupun mendorong riset yang bertujuan memperkecil ketimpangan ekonomi regional.
Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan daerah yang memiliki pangsa pertumbuhan ekonomi tertinggi, baik antar wilayah pulau Kalimantan maupun di kawasan timur Indonesia. Kondisi ini menjadi tantangan bersama untuk terus mempertahankan kinerja ekonomi regional. Karena, terlepas dari prestasi yang sudah cukup baik dalam bidang perekonomian, daerah ini masih dihadapkan pada beberapa permasalahan. Diantaranya, ketidakmerataan aksesibilitas terhadap infrastruktur, pelayanan publik, dan disparitas pendapatan.
Pernyataaan tersebut diungkapkan oleh Rektor Universitas Mulawarman (UNMUL), Prof. Dr. H. Masjaya., M.Si saat memberikan sambutan dalam acara Seminar Regional Economy Research Expo (RER-X) 2018 dengan tema “Strengthening Regional Economy to Enhance National Economic Growth” yang terlaksana di Ruang Maratua, Kantor Perwakilan BI Kaltim, Jalan Gadjah Mada, No1, Samarinda.
“Kondisi geografis wilayah kita yang sangat luas dengan perbedaan kepadatan pendudukan yang sangat besar antara wilayah Kabupaten dan Kota membuat kesenjangan aksesibilitas atas infrastruktur menjadi lebih terasa dan menjadi poin penghambat pemerataan pembangunan di daerah ini,” tegasnya. Senin, (24/09).
Sebagai wilayah yang memiliki sumber daya alam melimpah sambungnya, Kaltim memiliki keunggulan komparatif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun lebih ideal jelasnya, daerah ini harus mampu melakukan berbagai inovasi sehingga sumber daya alam terbarukan bisa menjadi andalan serta sebagai penghasilan yang luar biasa.
“Saya berharap kita dapat saling bersinergi, kami sebagai akademisi dan peneliti berkewajiban memberikan kontribusi melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara khusus kepada Pemerintah Provinsi, Bank Indonesia atau pihak terkait. Peran masing – masing sebagai agen pembangunan tentunya memliki semangat yang sama untuk membangun Kaltim pada khususnya dan Indonesia pada umumnya ke arah yang lebih baik,” urainya.
Meski begitu, dalam sektor pendidikan lanjutnya, masih menunjukan bahwa masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Kaltim. Pada kesempatan ini, Rektor juga menyampaikan bahwa, daya tampung atau rasio masyarakat yang ingin masuk atau berkuliah ke UNMUL masih terkendala dengan infrastruktur. Dengan jumlah mahasiswa di angkat 37 ribu namun diakui masih belum sebanding dengan infrastruktur yang tersedia.
“Setiap tahun kami hanya bisa menerima sebanyak lima ribu mahasiswa baru. Sedangkan peminat yang ingin berkuliah di UNMUL rata – rata sejumlah 25 sampai 35 ribu. Semoga dalam pertemuan ini bisa memberikan kita semua semangat untuk saling mengisi agar infrastruktur baik pendidikan maupun lainnya bisa terealisasi sehingga dapat menopang pertumbuhan ekonomi atau memperkuat ekonomi regional dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional,” harapanya.
Dalam rangka meningkatkan minat mahasiswa pada isu ekonomi regional, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kaltim bekerjasama dengan UNMUL melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) cabang Samarinda menyelenggarakan seminar yang dihadiri ratusan peserta yang merupakan para Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), Bankir, Akademisi dan Mahasiswa.
Sebagai rangkaian dari RER-X 2018, ditempat yang sama diumumkan pula pemenang lomba Call for Essay (CFE). Setelah melalui proses penilaian dan presentasi dihadapan dewan juri mahasiswa UNMUL atas nama Aditya Ferry N berhasil menjuarai lomba tersebut dengan karya tulis berjudul “Membaca Peluang dan Tantangan Konektivitas Antar Daerah untuk Peningkatan Ekonomi Kreatif di Kaltim”.
Sebagai Keynote Speaker Anggota Dewan Gubernur BI, Dody Budi Waluyo menjelaskan, RER-X bertujuan mendiskusikan arah kebijakan dan perumusan strategi berbasis riset atau penelitian di bidang ekonomi regional yang diharapkan memberikan rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Pusat juga Pemerintah Daerah untuk penguatan ekonomi daerah guna mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kebijakan BI akan selalu dikoordinasikan dan diselaraskan dengan pemangku kepentingan, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Perumusan kebijakan berbasis riset penting untuk meningkatkan kualitas kebijakan,” sebutnya.
Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim, Muhamad Nur menambahkan, harapan ke depan dapat ditingkatkan kerjasama dengan Perguruan Tinggi dalam memberikan masukan kepada pemerintah untuk menyusun suatu kegiatan yang dapat mendukung dan memberikan suatu nilai positf dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik di tingkat regional maupun nasional.
“Kami berharap bahwa apa yang kami lakukan pada hari ini ke depan akan berkembang kepada arah yang lebih baik mulai dari penyusunan sampai pada evaluasi dan lain sebagainya. Seminar regional ini diisi dengan stand expo mengenai riset ekonomi dan stabilitas sistem keuangan. Yang didalamnya terlibat para lembaga penelitian dan lembaga pendidikan di dalam dan luar Kaltim, termasuk UNMUL,” katanya. (hms/frn)
Published Date : 24/09/2018 16:13:00