Bersama Masyakarat, Mahasiswa UNMUL Ubah Gulma Jadi Produk Bernilai


Di tangan mahasiswa Universitas Mulawarman (UNMUL) persepsi masyarakat yang mengganggap gulma atau eceng gondok sebagai tumbuhan pengganggu tanaman, dapat diubah menjadi sebuah produk unggulan benilai jual tinggi. Mahasiswa dari kampus beakreditasi A di pulau Kalimantan ini tergabung dalam Tim Program Hibah Bina Desa (PHBD) Himpunan Mahasiswa Peternakan Fakultas Pertanian.

Sebuah pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari enceng gondok berhasil dilaksanakan dengan baik yang bertempat di daerah Waduk Benanga, Jalan Purwodadi RT 09 Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta mahasiswa Prodi Peternakan Unmul. Kegiatan pelatihan tersebut telah berlangsung dari tanggal 3 hingga 5 September 2018.

Pemanfaatan enceng gondok oleh Tim PHBD didasari rasa keprihatinan mahasiswa melihat kondisi waduk Benanga yang saat ini tertutup oleh tanaman bernama latin Eichhornia Crassipes. Selain mengganggu keindahan, enceng gondok juga berpotensi menyebabkan sedimentasi pada dasar waduk. Dampak lebih jauh yakni berkurangnya fungsi dari waduk sebagai penampung air sehingga tidak dapat mencegah bahaya banjir, yang berakibat mengancam kenyamanan dan keamanan warga masyarakat disekitar waduk Benanga.

Selain itu, potensi gulma enceng gondok untuk dijadikan bahan yang bernilai ekonomi juga menjadi faktor pendorong kegiatan PHBD ini. Potensi tersebut didukung dengan adanya kelompok Ibu-ibu PKK di daerah ini. Masih kurangnya keterampilan warga masyarakat dalam memanfaatkan enceng gondok ini sebagai bahan kerajinan menjadi alasan utama dilakukannya pelatihan pembuatan kerajinan berbahan enceng gondok.

Pada pelatihan ini dihadirkan seorang pengerajin sekaligus pengusaha kerajinan enceng gondok, yaitu Cornelia Lina Miliasari sebagai pemateri sekaligus pelatih pada acara pelatihan pembuatan kerajinan enceng gondok.

Materi yang diberikan dalam pelatihan  tidak hanya bagaimana cara membuat kerajinan saja, tetapi juga bagaimana cara berwirausaha. Masyarakat sasaran diberi wawasan tentang cara memulai usaha di bidang industri kerajinan tangan enceng gondok.

Selain itu, dirinya juga memberikan pemahaman tentang cara mepertahankan usaha, diantaranya dengan menjaga mutu, kualitas kemudian kuantitas produk serta tidak lupa mengangkat ciri khas daerah asal. Harapan dari dilaksanakannya pelatihan ini agar masyarakat sasaran menjadi inisiatif, kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Pelatihan ini pun mendapat respon positif dari Dinas Perindustrian Kota Samarinda yang ditunjukan dengan kunjungan dari Sekretaris Dinas Perindustrian  Kota Samarinda yaitu Ir. Rita Dinar Tiurmaida, MP pada kegiatan pelatihan. “Kerajinan enceng gondok ini adalah yang pertama di Kalimantan Timur. Kegiatan ini akan kami jadikan program prioritas” ujarnya di sela-sela kunjungan.

Pada acara penutupan pelatihan, pemateri sangat berharap agar kegiatan pembuatan kerajinan enceng gondok tersebut bisa terus berjalan karena merupakan suatu peluang usaha yang sangat menjanjikan. Selain menjadi peluang usaha, pembuatan kerajinan tersebut juga sebagai langkah menjaga lingkungan khususnya waduk Benanga.

Kerajinan enceng gondok merupakan kerajinan yang memiliki nilai pasar internasional karena memiliki nilai seni yang unik dan berkualitas tinggi sehingga dapat menjadi produk unggulan dari Kota Samarinda. Keunggulan dari produk kerajinan enceng gondok adalah bahannya mudah didapat, alami, kuat dan tahan lama serta dapat dipadukan dengan unsur khas Kota Samarinda yaitu ditunjukan dengan adanya hiasan manik-manik yang merupakan aksesoris khas Samarinda.

Ketua Jurusan Peternakan Dr. Ir. Taufan Purwokusumaning Daru, M.P dalam sambutannya menyampaikan bahwa pembuatan kerajinan enceng gondok merupakan suatu prestasi yang luar biasa karena masyarakat dapat berkombinasi dengan mahasiswa menciptakan karya seni yang bernilai ekonomis dan berciri khas daerah.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dr. H. Achmad Zaini, S.P., M.Si juga menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang berhasil mendapatkan PHBD dan menegaskan bahwa kegiatan pembuatan kerajinan enceng gondok akan terus berlanjut walaupun program PHBD berakhir.

Karena diakuinya kegiatan tersebut bermanfaat bagi masyarakat, mahasiswa dan lingkungan. Beliau juga bertekad untuk melakukan kerjasama dengan kelurahan Lempake sebagai desa binaan Fakultas Pertanian UNMUL. (infokom.phbd/hms/frn)

Published Date : 05/09/2018 15:30:00